ISMILE, Karena Setiap Anak Itu Unik

Pelepasan balon menandai pembukaan ISMILE di Jalan Hegarmanah, Senin (1/10). (AVILA DWIPUTRA/JABARTODAY.COM)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

International School of Multiple Intelligences Learning & Enrichment (ISMILE) sadar betul bahwa setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Karena itu, ISMILE menerapkan pendekatan berbeda pada setiap anak. Sentuhan personal inilah yang kemudian diharapkan mampu membangun karakter setiap anak dengan tepat.

 

Pembangunan karakter (character building) memang menjadi salah satu tujuan didirikannya ISMILE oleh Neeltje Sutandjati dan Supiani Winata, juga PT Perdana Gapura Prima Tbk pada 12 September 2012 lalu. Sekolah ini mengambil model sekolah di Reggio Emilia, Italia, yang filosofinya mengenali dan menghormati keunikan setiap anak.

 

“Setiap anak memiliki kecerdasan dan gaya belajar yang berbeda. Karena itu, ISMILE menerapkan program character building kuat dan mudah dimengerti, serta diterapkan oleh anak-anak,” tutur Pipi, sapaan akrab Supiani, di sela grand opening ISMILE di Jalan Hegarmanah 26 Bandung, Senin (1/10).

 

Meskipun seluruh pengajaran menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin, tidak membuat mereka melupakan akar rumputnya sebagai bangsa Indonesia. “Kita ingin membentuk sebuah pemimpin yang berkarakter ke depannya,” jelas Pipi.

 

ISMILE sendiri adalah sekolah internasional yang mengajarkan pendidikan kepada anak usia 6 bulan hingga 6 tahun melalui metode pengajaran multiple intelligences, yang dapat mengembangkan kecerdasan anak di setiap aspek. Pipi menjelaskan, seorang anak memiliki 100 bahasa untuk menyampaikan ekspresi mereka. Maka itu, mereka akan dibina melalui linguistic (bahasa), logical (logika), musical (musik), visual/spatial (menggambar), naturalistic (alam), interpersonal, intrapersonal, dan kinestethic (kinestetik).

 

Keseriusan ISMILE untuk mengembangkan kinesthetic inteligence dan motorik anak-anak juga dapat dilihat lewat investasi sekolah ini dalam indoor gym yang lengkap outdoor playground di centre courtyard sekolah. Arena khusus bersepeda mengelilingi ini.

 

Saat menelusuri koridor kelas nursery, terlihat berbagai alat peraga untuk membentuk karakter anak. Ada juga kostum profesi yang digantung, seperti pemadam kebakaran, polisi, dokter, dan lainnya, yang nantinya dapat menunjukkan keinginan sang anak.

 

Supiani sendiri mengaku senang mendapatkan tempat di lokasi tersebut. Udara Bandung yang sejuk dapat membuat anak-anak yang sedang bermain betah berada di tempat tersebut. Sensory garden adalah tempat anak belajar merasakan sesuatu, maka itu ada buah yang ditanam di situ.

 

Mengenai bahasa Mandarin, Pipi mengakui, tidak sampai tahap luar biasa, yang penting dasar, dan anak dapat mengerti tulisan atau berbicara. Menurutnya, bahasa Mandarin telah menjadi bahasa global saat ini. Mengapa tidak bahasa Indonesia? Pipi memiliki alasannya tersendiri. “Dikelilingi lingkungan yang menggunakan bahasa Indonesia, membuat anak lebih mudah menyerap. Makanya, di sini full menggunakan bahasa Inggris,” ungkapnya.

 

Berdasarkan pantauan, anak-anak yang berada di tempat tersebut, usia sekitar 2-5 tahun, terlihat sangat menikmati suasana. Mereka berlari-lari, memainkan segala jenis permainan yang ada di sana, dan tersenyum riang. Seperti dituturkan Supiani, ada anak yang sejak pagi, masih bertahan di ISMILE. Dan memang itu yang diharapkan olehnya, anak tidak hanya bermain, namun mendapatkan pendidikan, yang nantinya dapat membentuk karakter mereka, sesuai dengan tujuan didirikannya sekolah tersebut. (AVILA DWIPUTRA)

Related posts