Terbukti, bahwa Tatar Pasundan memiliki daya tarik luar biasa bagi para investor. Hal itu terlihat pada realisasi investasi, baik yang dilakukan Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama 2013, yang melampaui proyeksi serta ekspektasi.
Kepala Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat Dadang Masoem mengungkapkan, pada 2013, realisasi investasi Jabar nilainya mencapai Rp 93,51 triliun. Jumlah itu, sambung Dadang, melampaui proyeksi awal, yang angkanya Rp 76,72 triliun. “Artinya, terjadi tumbuh 122 persen lebih tinggi daripada 2012, yang angkanya Rp 52,680 triliun,” ujar Dadang, belum lama ini.
Untuk investasi yang digelontorkan PMA, sebut dia, nilainya 7.124.879.970 dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 67,50 triliun. Jumlah itu, melewati pencapaian periode yang sama 2012 yang nilainya Rp 36,65 triliun.
Sedangkan realisasi investasi yang dikucurkan PMDN selama Januari-Desember 2013, juga meningkat lebih tinggi daripada periode yang sama 2012. Selama Januari-Desember 2013, investasi PMDN di Jabar sejumlah Rp 26,01 triliun. Angka itu lebih tinggi Rp 9,99 triliun daripada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dijelaskan, terjadinya kenaikan itu, salah satu faktornya, karena pihaknya menerapkan dua skema, yaitu Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi (SPIPSE) dan non-SPIPSE. Melalui sistem-sistem itu, setiap kabupaten/kota, jelasnya, mendata PMDN secara lebih detil. “Investasi yang tidak melebihi Rp 500 juta, pendataannya melalui sistem non-SPIPSE. Skema tersebut memang menjadi wacana pemerintah pusat. Tapi, Jabar yang lebih awal melaksanakannya,” ujar dia.
Kepala Bidang Pengendalian BKPPMD Jabar Rina Mutmainah menambahkan, ada beberapa perubahan minat dalam realisasi investasi PMA-PMDN 2013. Sebagai contoh, dalam hal peringkat investasi, Kabupaten Karawang tetap menjadi yang tertinggi. Realisasi investasi di kabupaten itu pada 2013 Rp 41,07 triliun atau menyerap 43,92 persen total investasi.
Akan tetapi, imbuhnya, dalam hal penyerapan tenaga kerja, adalah Kabupaten Bekasi yang tertinggi. Wilayah itu menggusur Kabupaten Karawang. Jumlah tenaga kerja yang terserap di Kabupaten Bekasi selama 2013 yaitu 98.955 orang tenaga kerja domestik dan 610 orang ekspatriat.
Dalam hal proyek, Kota Bandung menempati urutan teratas. Jumlahnya sebanyak 6.671 proyek. Lalu, tambahnya, Kabupaten Bekasi sebanyak 4.198 proyek. Berikutnya, Kabupaten Cianjur sejumlah 2.759 proyek. (VIL)