
JABARTODAY.COM – BANDUNG
Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, segmen mobil Most Purposes Vehicle Low (MPV Low) merupakan pasar yang besar. Itu terlihat pada pertumbuhan segmen tersebut yang luar biasa dalam satu dekade terakhir.
“Benar. Trend perkembangan dan penjualannya terus menunjukkan grafik peningkatan setiap tahunnya,” ujar Iwan Tjandradinata, Direktur PT Honda Bandung Center, main dealer PT Honda Prospect Motor (HPM) area Jawa Barat, pada peluncuran Honda Mobilio di Trans Studio Mall, Minggu (26/1/2014).
Trend pertumbuhan positif MPV Low itulah, dituturkan Iwan, yang membuat Honda memutuskan untuk tidak hanya meramaikan, tetapi juga mencoba menguasai pasar di segmen tersebut. “Merilis Honda Mobilio menjadi salah satu strategi kami untuk merebut dan menguasai pasar MPV Low,” ucap Iwan.
Iwan menyatakan, kehadiran Honda Mobilio membuat pihaknya siap menjadikan produk dan varian terbarunya tersebut menjadi back bone untuk terus mendongkrak kinerja penjualannya pada tahun ini. “Kami memiliki data, bahwa selama 2013, yaitu Januari-Desember 2013, total penjualan seluruh varian Honda sebanyak 10.133 unit. Tahun ini, seiring dengan adanya Mobilio, kami menaikkan proyeksi penjualan menjadi 17.441 unit,” sahut Iwan.
Operational Manager PT HBC Eko Kunwinsono berpendapat, penjualan MPV Low di Jabar selama 2013 menunjukkan trend positif. Berdasarkan data register kepolisian, tukasnya, selama Januari-November 2013, penjualan MPV Low mencapai 9.869 unit. Jumlah itu, tambahnya, melebihi pencapaian periode yang sama 2012, yaitu sekitar 8.400 unit.
Eko menambahkan, khusus Honda Mobilio, yang harga jualnya Rp 162,5 juta-201 juta/unit di Jabar, pihaknya memproyeksikan mampu memberi kontribusi 50 persen lebih terhadap target penjualan seluruh varian Honda. “Proyeksi kami, penjualan Honda Mobilio sebanyak 7.200 unit,” imbuh Eko.
Eko mengaku optimis produk terbarunya itu mampu merebut pasar. Pasarnya, dalam dua bulan terakhir, Honda Mobilio ter-booking hingga 1.200 unit. “Kami siap memenuhi kebutuhan. Insya Allah, suplai lancar. Hingga akhir tahun, suplai dapat mencapai 8.000 unit,” tegas Eko.
Saat disinggung, kapan konsumen yang telah memesan produk teranyar Honda itu, Eko menyebut, pada Februari akan langsung dikirimkan kepada para pembeli pertama, yakni sekitar 400 unit. Hal itu dikarenakan, produksi yang dilakukan pihaknya terbatas. Meski begitu, ia mengklaim, bahwa grafik pemesanan Mobilio di wilayahnya terus menanjak.
Untuk meningkatkan kinerja penjualan, Eko meneruskan, pihaknya pun mengandalkan beberapa varian lainnya. Kontributor terbesar berikutnya setelah Mobilio pada tahun ini, ungkap Eko, yaitu Honda Brio, tetapi yang non-LCGC (Low Cost Green Car), yaitu sekitar 6.493 unit. Berikutnya, sambung Eko, adalah Honda Jazz sebanyak 2/406 unit. “Lalu, Honda Freed sekitar 2.063 unit,” tutup Eko. (VIL)