Heryawan Kritisi Pers Nasional

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjadi narasumber terakhir sarasehan yang berlangsung tiga hari ini. Sarasehan diikuti sekitar 200 ulama dan cendekiawan se-Indonesia.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjadi narasumber terakhir sarasehan yang berlangsung tiga hari ini. Sarasehan diikuti sekitar 200 ulama dan cendekiawan se-Indonesia.

JABARTODAY.COM – DEPOK

Fungsi kontrol pers di era reformasi telah berjalan baik. Pasca tumbangnya Orde Baru, nyaris semua lini penyimpangan tidak lepas dari pengawasan pers nasional. Itulah kesimpulan dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan terkait Hari Pers Nasional yang jatuh pada hari ini, Minggu (9/2/2014).

 

“Tidak mungkin ada kemajuan tanpa media. Tidak mungkin ada kecerdasan bangsa tanpa media,” ujar Heryawan, usai menjadi narasumber Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, yang diasuh tokoh Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi.

Meski mengapresiasi peran kontrol pers berjalan sebagaimana mestinya, Heryawan mengkritisi fungsi pers yang lain. Menurutnya, fungsi pendidikan pers belum bergulir maksimal. “Peran pers mengadvokasi masyarakat agar sepenuhnya memahami hak dan kewajibannya perlu menjadi concern lebih awak media,” imbuhnya.

 

Tanggung jawab media, sambung Aher, untuk mendidik masyarakat seharusnya berjalan lebih gencar, sebagaimana peran kontrol pers terhadap eksekutif, legislatif, dan yudikatif. “Bangsa ini harus kita bangun secara seimbang. Peran kontrol jalan, tugas advokasi juga. Bila kita semua, termasuk masyarakat umumnya, sadar hak kewajiban masing-masing, maka bangsa ini dipastikan lebih cepat bangkit,” tutur Aher.

 

Pada kesempatan yang sama, ia mengingatkan agar insan pers senantiasa menerapkan prinsip cover both sides (pemberitaan seimbang) dalam menjalankan fungsi kontrolnya. (AVD)

Related posts