Mantan Kondektur yang Ingin Bawa Unpad pada Level Dunia

(jabartoday.com/net)

JABARTODAY.COM – BANDUNG — SIAPA pun tidak dapat mengetahui apa yang akan dia alami atau menjadi apa pada masa mendatang. Namun, melalui kerja keras, pantang menyerah, ulet, kemauan kuat, dan keyakinan, seseorang dapat  meraih apa yang menjadi keinginannya, bahkan jauh lebih baik.

Itu yang tercermin pada sosok Aldrin Herwany. Pria kelahiran Tanjung Karang 16 Juni 1969 itu membuktikannya. Bagaimana tidak, ekonom Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu pernah mengalami masa-masa sulit. “Itu saya alami pada awal 1990-an,” tandas pria yang kini menjadi Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung Koordnator Jabar ini membuka perbincangan.

Aldrin mengisahkan, usai menyelesaikan studi pada sebuah universitas di Riau, dia berkeputusan merantau. Dia bertolak ke Jakarta demi meraih masa depannya. Tapi, kehidupan Jakarta sangatlah keras.

Di ibukota, Aldrin menjalani kehidupan yang begitu prihatin. Demi mepertahankan hidup, Aldrin melakukan apa saja. “Yang penting halal. Kerjaan apa pun saya lakoni,” kenangnya.

Di Jakarta, Aldrin sempat menjadi kondektur mikromini. Lalu, Aldrin pun pernah menjadi pekerja kasar, kuli angkut. Kondisi itu tidak membuat Aldrin patah arang. Sebaliknya, Aldrin kian termotivasi untuk lebih baik dan maju.

Melalui doa, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, asa Aldrin untuk menjadi lebih baik mulai terbuka. Aldrin mencoba peruntungannya melamar pada Bank Rama. Hasilnya, Aldrin lolos tes dan memulai “status” barunya sebagai pegawai bank, yakni menempati Research Development Program.

Karirnya mulai berkembang. Kendati peluang karir sebagai seorang karyawan profesional terbuka, Aldrin masih punya keinginan untuk memberi sesuatu yang lebih berguna kepada masyarakat. Aldrin menilai posisinya saat itu kurang memiliki kekuatan untuk memberi sumbangsih kepada masyarakat dan generasi muda bangsa ini.

Keinginan Aldrin itu karena masa lalunya yamg priihatin sehingga membuatmya berprinsip dan berorientasi pada segala hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Karenanya, Aldrin, yang menuntaskan Program Magister Manajemen Unpad, memutuskan mundur berkarir sebagai bankir dan memilih menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Padahal, sebuah perbankan menawarkan gaji besar kepadanya.

“Alasannya sederhana, ingin mengabdi kepada republik ini melalui bidang yang saya kuasai,” terangnya. Menjadi PNS membuat Aldrin lebih leluasa untuk melakukan hal positif dan berguna bagi masyarakat. Misalnya, tutur dia, melakukan riset yang dia inginkan.

(jabartoday.com/net)

Pilihan Alsrin ternyata tepat. Karirnya berkembang. Aldrin pun menjadi dosen Unpad. Pria berusia 49 tahun itu mengaplikasikan ilmu dan wawasannya demi mengangkat nama Unpad dan Indonesia pada level yang lebih tinggi. Berbagai konferensi level internasional diikutinya, semisal di Amerika Serkat, Kosta Rika, dan Hawaii. Kiprah Aldrin pun berbuah manis. Outstanding Licence Award diraihnya. Otomatis, nama Unpad pun merambah dunia intrnasional.

Perjalanan Aldrin semakin oke. Dia menempati posisi Direktur Penelitian salah satu unit riset Unpad. Selanjutnya, Aldrin terpilih menjadi Ketua ISEI Bandung. Di bawah kepemimpinannya, ISEI Bandung memjadi yang terbaik di tanah air.

Berbagai prestasi itu pun akhirnya menjadikan Lektor Kepala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad ini sebagai satu di antara tiga kandidat Rektor Unpad periode 2019-2024, bersama Obsatar Sinaga dan Atip Latipulhayat.

Tentunya, Aldrin memiliki mia besar sebagai kandidat rektor. Pria ini berniat menjadikan Unpad  sebagai perguruan tinggi negeri terpandang dalam hal akademik dan prestasi. Dia pun ingin universitas bersejarah itu berpengaruh di tana air. “Juga mampu tampil pada level global, cetusnya.

Untuk mewujudkannya, Aldrin ingin membangun Pusat Riset Mandiri Unpad, Rumah Sakit Unpad. “Saya pun ingin merangkul kalangan santri agar punya hak sama menikmati pendidikan di Universtas Padjadjaran,” tutupnya.  (erwin adriansyah)

Related posts