JABARTODAY.COM – JATINANGOR
Sepekan menjelang Idul Adha, penjualan hewan kurban di Jatinango, Kab. Sumedang mulai melonjak. Lonjakan itu mulai terlihat sejak sejak Kamis (18/10) lalu. Akibat banyaknya pembeli yang memesan hewan kurban, stok hewan kurban yang dijual di Paguyuban 30 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad) misalnya, terpaksa ditambah.
Pantauan JABARTODAY.COM di lokasi penjualan hewan kurban di Paguyuban 30 Fakultas Peternakan Unpad, Jumat (19/10), beberapa pembeli terlihat terus-menerus mendatangi tempat itu. Selain berasal dari Jatinangor, pembeli juga datang dari Tanjungsari, Cileunyi, Cicalengka, dan Rancaekek Kabupaten Bandung.
Penanggung Jawab Pemeliharaan Ternak Paguyuban 30, Dicke Nurahman, mengatakan, karena stok persediaan penjualan hewan kurban sudah habis dipesan oleh pembeli, pada Jumat (19/10) dia kembali memesan hewan kurban yang didatangkan dari peternak domba di seputar kawasan Jatinangor.
“Kami biasa mendapat pasokan domba dari peternak di Tanjungsari, Cileles, dan Kiarapayung. Sebelumnya, kami menyediakan 53 ekor domba dan semuanya habis dipesan oleh pembeli. Karena Idul Adha masih sepekan lagi, persediaan penjualan hewan kurban kami tambah,” kata Dicke.
Menurut Dicke, dibandingkan dengan Idul Adha tahun lalu, penjualan hewan kurban meningkat. Pada 2011 lalu, sepekan menjelang pelaksanaan Idul Adha, domba yang terjual di bawah 30 ekor.
“Menjelang Idul Adha tahun lalu, masyarakat yang membeli hewan kurban tidak seramai tahun ini. Pada tahun ini, jumlah pembeli hewan kurban sebanyak 1 sampai lima orang perhari. Pesanan hewan kurban sudah datang sejak awal Oktober,” ujar dia.
Dikatakan dia, jika dilihat dari harga hewan kurban yang ditawarkan kepada pembeli, sebenarnya harga hewan kurban untuk tahun ini naik mulai harga Rp. 150 ribu sampai Rp. 200 ribu perekor. Kenaikan itu, kata dia, dipicu sulitnya untuk mencari pakan ternak.
“Perayaan Idul Adha tahun ini bertepatan dengan datangnya musim kemarau. Itu mengakibatkan sulitnya petani mendapatkan rumput yang menjadi pakan ternak. Kondisi itu berbeda dengan tahun lalu. Karena waktu itu tengah musim hujan, pakan ternah mudah didapat,” katanya.
“Kendati harga hewan kurban yang kami tawarkan Rp. 1 juta sampai Rp. 2,5 juta, namun itu tidak berpengaruh terhadap tingkat pembelian. Masyarakat yang datang untuk membeli hewan kurban tetap saja membeludak,” tambah Dicke.
Salah satu pembeli, Dedi (34), warga Sawonunggal, Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengatakan, dia berencana melaksanakan kurban pada tahun ini.
“Sudah sejak beberapa tahun lalu saya ingin kurban. Namun, rencana itu baru terealisasi tahun ini,” kata Dedi.
Warga lainnya, Usep Saefudin (45), warga Sayang, Kecamatan Jatinangor, mengatakan, kendati harga hewan kurban yang ditawarkan lebih mahal dibandingkan dengan tahun lalu, itu tak menyurutkan niatnya untuk melakukan kurban pada tahun ini.
“Yang penting, kualitas hewan kurban yang saya beli bagus. Faktor utama yang saya perhatikan saat membeli hewan kurban yaitu kesehatan dari hewan itu,” tutur Usep. (DEDE SUHERLAN)