JABARTODAY.COM – BOGOR
Besarnya risiko penyebaran virus HIV di kalangan remaja menjadi perhatian penting Pemerintah Kota Bogor. Apalagi, peningkatan populasi pengindap HIV terjadi pada kelompok pengguna Napza dengan cara suntik (Penasun). Padahal, para penasun berada di tengah masyarakat.
“Ini merupakan ancaman nyata karena tiap tahun angka pengindap HIV semakin meningkat, baik di kalangan kelompok perilaku risiko tinggi maupun kelompok pasangannya yang tidak berprilaku risiko tinggi,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Bogor Yetti Rochyati saat memberikan penyuluhan kepada 100 guru Bimbingan Penyuluhan (BP) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) se-Kota Bogor mengenai bahaya HIV/AIDS di Gedung Wanita, Kota Bogor, Senin (23/7).
Yetti menjelaskan, salah satu penyebab meningkatnya penyalahgunaan narkotika adalah kurangnya informasi tentang bahaya narkotika baik dikalangan orang tua maupun pelajar. Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika telah merambah keseluruhan pelajar mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi. Karena itu, perlunya penanganan secara terpadu baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat melalui pencegahan penyalahgunaan narkotika berbasis sekolah.
“Diharapkan para guru BP sudah mengetahui bahayanya HIV/AIDS mereka bisa mentrasfer lagi kepada anak didiknya di sekolah. Tujuannya para siswa ini terhindar dari penyakit yang sangat membahayakan tersebut, “ kata Yetti sebagaimana dikutip kotabogor.go.id.
Yetti menjelaskan lebih jauh, kelompok usia 14-24 tahun menjadi kelompok usia rentan. Biasanya diawali dengan merokok, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba. Usia-usia tersebut lebih dominan sekalipun di rumah orang tuanya yang begitu ketat tetapi di luar rumah lebih membahayakan.(NJP)