JABARTODAY.COM – BANDUNG
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memastikan hewan kurban yang akan dikonsumsi masyarakat dalam kondisi sehat. Apalagi sejak 6 bulan lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menggelontorkan anggaran Rp 2 miliar untuk pengadaan vaksin cacing hati yang langsung dibagikan ke para peternak. Untuk antisipasi penyakit antraks sudah dilakukan vaksinasi 2 bulan sebelumnya. Bahkan sejak 4 tahun lalu, kawasan Jawa Barat sudah bebas penyakit antraks.
Dengan demikian diharapkan pada saatnya Idul Adha 1433 Hijriyah atau 26 Oktober 2012, pelaksanaan kurban di wilayah Jawa Barat berlangsung lancar. Dan tentunya, diharapkan pula tidak ditemukan penyakit pada hewan kurban. Untuk tahun 2012 ini diperkirakan 47.000 ekor sapi/kerbau serta 220.000 ekor domba/kambing yang akan dikurbankan di seluruh Jawa Barat. “Saya harap kepada seluruh petugas dari Tim Kesehatan Hewan Kurban untuk seksama meneliti dan memastikan kesehatan hewan kurban,” tegasnya.
Hal itu disampaikan Heryawan saat melepas secara simbolis 100 orang petugas Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban Tahun 2012 atau 1433 Hijriyah, di Halaman Gedung Negara Pakuan. Jl Otto Iskandardinata No.1 Kota Bandung, Selasa (16/10) pagi. Tim tersebut merupakan bagian dari 2.582 petugas yang diterlibat dalam pemeriksaan kesehatan hewan kurban di seluruh kawasan Jawa Barat.
Bahkan sebagian dari mereka sudah melaksanakan tugas sejak 2 minggu sebelumnya hingga berakhirnya hari pelaksanaan kurban yakni H+3. Dan untuk memperkuat pelaksanaan tugas, maka Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat melatih 292 pengurus masjid untuk membantu pemeriksaan kesehatan hewan kurban. “Mudah-mudahan dengan ikhtiar yang maksimal mampu meminimalkan hambatan pelaksanaan kurban tahun 2012 ini,” tutur Heryawan.
Lebih lanjut Heryawan mengingatkan kembali betapa pentingnya peran para petugas pemeriksa kesehatan hewan. Disamping memastikan kesehatan hewan bebas dari penyakit juga memastikan kesehatan dan kebersihan daging hewan yang akan dikonsumsi. “Itu artinya, dari hewan yang sehat menghasilkan daging yang sehat pula dikonsumsi oleh manusia,” ungkapnya.
Tentunya para petugas pemeriksa kesehatan harus tegas dalam menentukan mana hewan yang sehat dan mana hewan yang memiliki penyakit. Untuk itu sosialisasi sejak dini tentang kesehatan hewan perlu diupayakan agar para peternak mampu memelihara dan merawat hewan miliknya tumbuh menjadi hewan yang sehat sekaligus layak dikonsumsi.
Sementara Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Koesmayadie TP menjelaskan untuk mengantisipasi kesehatan hewan kurban, pihaknya sudah melakukan pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban. Diantaranya beberapa aspek yang menjadi perhatian, yakni; ternak kurban yang berasal dari luar Jawa Barat harus memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKHH) serta dilakukan pemeriksaan di perbatasan oleh petugas kesehatan Jawa Barat.
Pemeriksaan juga dilakukan di sejumlah pasar hewan bekerjasama dengan dinas/instansi terkait, organisasi profesi di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat. “Untuk memastikan sehat atau tidaknya hewan kurban, kami berikan tanda/cap sehat sebagai jaminan rasa aman bagi masyarakat,” tandasnya. (HUMAS PEMPROV JABAR/FZF)