Nilai ekspor beberapa komoditi unggulan asal Kabupaten Bandung ke sejumlah negara, selama tahun 2012 naik sebesar 39% atau US$ 833.686.178,32, dibanding tahun 2011 yang hanya US$ 511.338.087,31. Diskoperindag Kabupaten Bandung mencatat, ada tujuh komoditi unggulan yang selama ini banyak diminati luar negeri, diantaranya tekstil, pakaian jadi, kaos kaki, keset, sarung tangan, karpet dan cokelat.
Kepala Diskoperindag Kabupaten Bandung Dra. Hj. Popi Hopipah, M.Si menyebutkan, tekstil dan produk tekstil (TPT) memberikan kontribusi terbesar terhadap total ekspor Kabupaten Bandung sebesar 75%. Sementara cokelat hanya berkontribusi sebesar 10%, sama halnya dengan ekspor sepatu yang hanya 10% ditambah dengan produk lain-lain sebesar 5%.
“Di Kabupaten Bandung sendiri jumlah eksportir tercatat ada 141 perusahaan, namun dari sejumlah itu tidak seluruhnya melakukan secara rutin melakukan penerbitan certificate of origin atau surat keterangan asal. Oleh karenanya kami akan terus berupaya untuk memberikan kemudahan dalam penerbitan certificate tersebut” ucap Popi Hopipah dalam keterangannya, Selasa (19/3) diruang kerjanya.
Langkah lain yang ditempuh Pemkab Bandung untuk meningkatkan ekspor diantaranya melalui ajang pameran diluar negeri. Menurut Popi, sejumlah pengusaha ekspotir asal Kabupaten Bandung kerap mengikuti pameran diluar negeri yang difasilitasi Pemkab Bandung. “Pada bulan April mendatang, Insya Alloh kita juga akan mengikuti pameran di Vietnam yang menyertakan beberapa pengusaha asal Kabupaten Bandung’ tambahnya pula.
Dengan langkah ini, kata Popi Hopipah, produk unggulan asal Kabupaten Bandung diharapkan bisa lebih dikenal di luar negeri. Untuk itu ia mengharapkan kepada para pengusaha eksportir, agar barang yang dipamerkan harus berkualitas baik dari aspek bahan maupun model, disamping harga yang kompetitif.
Sedangkan untuk memperluas jaringan perdagangan dalam negeri, Pemkab Bandung terus berupaya melakukan sosialisasi peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) selama tahun 2012, telah dilakukan sosilisasi P3DN di sepuluh kecamatan masing-masing, Bojongsoang, Margahayu, Dayeuhkolot, Ciparay, Katapang, Baleendah Margaasih, Majalaya, Cileunyi dan Banjaran.
Sosialisasi tersebut melibatkan, sejumlah birokrat, tim penggerak PKK, pelaku usaha dan masyarakat umum. Dengan upaya ini, diharapkan akan semakin tumbuhnya kemandirian dan identitas bangsa, disamping meningkatkan citra positif produk dalam negeri. “Yang lebih penting kita ingin mengubah persepsi masyarakat terhadap produk dalam negeri” kata Popi Hopipah.
Langkah sosialisasi ini kata Popi lebih lanjut, harus terus dilakukan mengingat faktor psikologis masyarakat yang kurang percaya terhadap produk dalam negeri masih begitu kuat. “Masyarakat kita harus disadarkan, bahwa, produk dalam negeri tidak kalah dengan buatan luar negeri” tambahnya pula. (ZAM)