Ekonomi Kreatif Berpeluang Rebut Pasar AEC

jabartoday.com/net
jabartoday.com/net
JABARTODAY.COM – BANDUNG — Agenda kerjasama ekonomi negara-negara ASEAN, yaitu ASEAN Economic Community (AEC) sudah bergulir. Seiring dengan hal itu, tingkat persaingan kian ketat. Kendati demikian, sebenarnya, ajang tersebut membuka peluang bagi para pelaku usaha dan industri, baik skala mikro, kecil, menengah (MKM), maupun besar, nasional untuk meraih pangsa pasar. Peluang itu pun terbuka bagi ekonomi kreatif.

“Banyak negara, termasuk kawasan ASEAN, yang mengembangkan ekonomi kreatif. Itu karena kreativitas tidak pernah habis. Lain halnya dengan komoditi. Jadi, saya kira, pada dalam agenda AEC, ekonomi kreatif, khususnya, Jabar, punya peluang untuk merebut pasar,” tandas Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, pada Diskusi Ekonomi Kreatif yang digelar Forum Wartawan Ekonomi Bandung (Fordisweb), belum lama ini.

Pemeran Naga Bonar ini meneruskan, terbukanya peluang ekonomi kreatif karena negara ini, khusus Jabar, punya talenta-talenta dalam bidang tersebut. Antara lain, film, seni budaya, seperti teater, animasi, kerajinan, dan lainnya. Karenanya, tegas Demiz, sapaan akrabnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terus melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif.

Hal lainnya, lanjut Dedy, Jabar memiliki beberapa sarana untuk menunjang perkembangan ekonomi kreatif. Disebutkan, sejauh ini, Jabar memiliki sarana infrastruktur yang tergolong lengkap. Bahkan, sejumlah proyek infrastruktur pun berlangsung di Jabar. Di antaranya, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta, dan sebagainya. “Ketersediaan sarana infrastruktur itu bermanfaat besar karena dapat menggerakkan roda ekonomi. Menjadi sangat ideal apabila pemanfaatannya dilakukan warga Jabar secara kreatif dan inovatif. Jika tidak, sarana tersebut termanfaatkan para pelaku usaha asal negara lain,” papar Deddy.

Sebenarnya, tutur Deddy, mengembangkan ekonomi kreatif tidak bergantung pada permodalan secara finansial. Hal terpenting, ungkapnya, adalah lahirnya gagasan-gagasan, konten, dan ide yang inovatif serta kreatif. Sayangnya, kata Deddy, sejauh ini, gagasan, konten, dan ide belum memenuhi kebutuhan industri dan ekonomi kreatif. Padahal, tegasnya, ekonomi kreatif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi karena berkaitan dengan beragam sektor, seperti pariwisata. “Jika kita kreatif dan inovatif, uang yang menghampiri,” selorohnya.

Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), Iwan Gunawan, menambahkan, bergulirnya AEC bergantung pada sumber daya manusia (SDM). Dia berpendapat, agar lebih berdaya saing saat AEC, butuh kreativitas para entrepreneur. “Ekonomi kreatif pun harus berbasis konsep. Harapan kami, di Jabar, ekonomi kreatif, echo tourism, seni budaya, film, animasi, kerajinan, dan lainnya, harus jadi pemicu pertumbuhan ekonomi. Selain itu, butuh energi kolektif,” tutup Iwan. (ADR)

Related posts