Direktur Utama PT PT Permodalan Nasional Madani Parman Nataatmadja berpendapat, sejauh ini, masih adanya beberapa kendala yang dialami para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Misalnya, ujarnya, struktur permodalan, akses pemasaran, dan kualitas SDM yang masih lemah.
Tidak heran, sahut Parman, hingga kini, banyak kalangan yang menganggap UMKM kurang visible sehingga sulit memperoleh pembiayaan perbankan atau lembaga finansial formal lainnya. Parman berpendapat, mengatasi permasalahan UMKM perlu dukungan semua pihak termasuk akademisi. “Itulah yang membuat kami fokus untuk meningkatkan sistem pelayanan dan kapasitas UMKM,” ujar Parman, belum lama ini.
Dijelaskan, guna meningkatkan kualitas para pelaku UMKM sehingga lebih berdaya saing, pihaknya menggandeng kalangan akademisi. Parman menyatakan, adalah Universitas Pakuan Bogor yang menjadi menjalin kerjasama itu. Bentuknya, melakukan pengembangan sumber daya manusia UMKM.
Bagi roda ekonomi nasional, Parman menilai UMKM punya peran besar. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kata Parman, pangsa UMKMdi Indonesiasaatinimencapai99,9 persentotal55,2 jutaunitusaha.
Keberadaan UMKM pun, seru dia, berkontribusi besar bagi penyerapan tenaga kerja, yaitu 97,16 persen. Tidak itu saja, kata dia, sebesar 57,94 persen Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional merupakan sumbangsih UMKM. “Aktivitas bisnis UMKM berkontribusi 97,16 terhadap penyerapan tenaga kerja dan menyumbang 57,94 persen terhadap PDB nasional,” pungkasnya. (ADR)