JABARTODAY.COM – – Ada sebuah ungkapan yang sedang naik daun ini masih sering kita dengar di linimasa media sosial, bermaksud untuk bercanda. Ungkapan tersebut ditujukan untuk meminjam uang, misalnya:
“Agar silahturahmi tidak terputus, boleh pinjam seratus?”
Entah kenapa yang dipinjam harus seratus, namun tentu tidak ada larangan asal jangan lupa untuk dikembalikan. Hal ini bisa disebut dengan hutang piutang.
Hutang dalam bahasa Arab adalah Al-Qardh, yang secara etimologi artinya memotong. Sedangkan menurut kaidah Islam memiliki makna memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkan dan dimanfaatkan dengan benar, serta setelahnya dikembalikan kepada yang memberikan.
Sebetulnya, dalam Islam hutang piutang diatur berlandaskan hukum agama dan Al-Qur’an serta hadits. Dalam Islam, hutang piutang dianggap sebagai transaksi yang bersifat tolong-menolong dan bentuk kerjasama antar sesama. Bahkan, hal ini sangat disukai dan dianjurkan agama karena tindakan ini mengandung pahala yang besar. Anjuran tolong menolong ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala,
…ا وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya:
“……Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.” (QS.Al Maidah: 2)
Telah dijelaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. memerintahkan umatnya untuk berbuat baik terhadap sesama, termasuk membantu antar sesama jika sedang membutuhkan.
Namun meski berhutang dibolehkan tetapi jika ada hutang piutang, niatkan untuk membayarnya tepat waktu atau sesuai yang disepakati. Usahakan untuk berniat untuk membayar hutang kepada pemberi dan jangan menunda-nunda agar sampai tidak mau membayar. Hal ini terdapat dalam hadist yang berbunyi:
“Dari Abu hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengambil harta orang lain (berhutang) dengan tujuan untuk membayarnya (mengembalikannya), maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan tunaikan untuknya. Dan barangsiapa yang mengambilnya untuk menghabiskannya (tidak melunasinya), maka Allah akan membinasakannya”. (HR Bukhari)
Namun dalam kenyataannya karena kondisi dan situasi yang berubah ada kalanya sangat sulit atau berat untuk bisa mengembalikan hutang sesuai tengat waktu. Meski sudah ikhtiar maksimal namun belum ada uang untuk mengembalikan secara utuh atau penuh/ lunas.
Iklan
Doa Cepat Lunas Hutan
Selain ikhtiar atau berusaha untuk melunasi hutang, maka hal yang tidak boleh dilupakan adalah berdoa dan memohon kepada Allah Swt agar kita dimudahkan dalam melunasi hutang. Seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw berikut ini doa yang bisa kita panjatkan.
Doa terbebas dari hutang ini dikutip dari doa Rasulullah Saw yang diajarkan langsung oleh beliau kepada umatnya untuk bermohon kepada Allah Swt agar kita bisa dibebaskan dari jeratan dan lilitan hutang serta piutang.
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ
وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ
وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ
اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ
شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ
فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.
Artinya: “Ya Allah, Tuhan yang menguasai langit yang tujuh, Tuhan yang menguasai ‘Arsy yang agung, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu. Tuhan yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Tuhan yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-quran). Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah).
Ya Allah, Engkaulah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang lahir, tidak ada sesuatu di atas-Mu. Engkaulah yang batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Ya Allah kami mohon anugerahkan kecukupan rezeki untuk melunasi utang-utang kami hamba-Mu ya Allah dan bebaskan kami dari kefakiran.” ” (HR Muslim).
Doa ini bisa dipanjatkan setiap hari khususnya setelah shalat. Semoga Allah Swt kabulkan doa-doa kita. Aamiin [ ]
Red: admin