Distan Jabar Akan Kejar Target Produksi Jagung

bisnisukm

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Jagung merupakan salah satu komoditi pangan unggulan. Selain untuk konsumsi masyarakat, komoditi ini juga diminati sebagai bahan pakan ternak.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Barat, Uneef Primadi, mengatakan, produksi jagung Jabar per Juli 2012 mencapai 852.123 ton. Jumlah ini hampir 80% dari target produksi tahun ini sebesar 980.448 ton.

“Kami optimis akan melebih target. Harapannya, produksi jagung tahun ini bisa mencapai satu juta ton,” ujarnya, saat ditemui di kantornya, Jalan Surapati, Rabu (12/9).

Menurutnya, meski produksi jagung Jabar tergolong tinggi, namun hanya memenuhi 50% permintaan pasar. Melihat besarnya potensi itu, pihaknya menerapkan sejumlah strategi, antara lain perluasan luas lahan tanam. Saat ini, luas tanam per Juli mencapai 167.639 hektare dengan target akhir tahun sebesar 188.643 hektare. “Sementara luas panen pada periode ini 125.496 hektare, dengan target 160.354 hektare,” ungkapnya.

Luas lahan tersebut, seperti dijabarkan Uneef, tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Jabar. Kabupaten Garut memiliki lahan jagung terluas sekitar 65.000 hektare. Kemudian disusul Kab. Majalengka 18.000 hektare, Kab. Sumedang 15.000 hektare, Kab. Sukabumi 14.000 hektare, dan Kab. Bandung 13.000 hektare.

“Total luas lahan di jagung di Jabar sekitar 190.000 hektare. Dari luas lahan tersebut, produksi rata-rata jagung Jabar mencapai 67,90 kuintal/hektare atau sudah melebihi target sebesar 61,14 kuintal/hektar,” ucapnya.

Selain perluasan lahan, pihaknya juga melakukan peningkatan produksi melalui penggunaan bibit unggul jagung. Varietas bibit hibrida jagung diantaranya Bisi (2, 816, 22), Sygenta, NT 35, dan lainnya.

“Penggunaan bibit unggul jagung adalah untuk meningkatkan produktifitas dan membuat tanaman jagung menjadi hama,” jelasnya.

Uneef berharap, upaya peningkatan produksi ini akan memancing petani giat menanam jagung. Selain memiliki permintaan yang tinggi, jagung juga tergolong tanaman yang tahan hidup di lahan kering.

Kelebihan lain jagung, seperti diutarakan Uneef, adalah harga yang relatif stabil. Meski tidak ada Harga Pembelian Pemerintah (HPP), seperti pada padi. Saat ini, harga jual jagung pada tingkat petani sekitar Rp 2.850-3.000/kg.

“Jagung memiliki pasar yang menjanjikan. Harga tidak pernah jatuh dan sampah tanamannya pun tetap bermanfaat sebagai pakan ternak,” tegasnya.

Dengan segala keunggulan jagung tersebut, pihaknya sedikit kesulitan dalam percepatan masa panen. Penggunaan teknologi traktor demi efisiensi waktu, ditolak tegas oleh para petani.

“Penggunaan traktor terhambat karena akan menghilangkan buruh panen. Padahal dengan traktor hanya membutuhkan waktu dua jam. Sedangkan tenaga manusia sekitar dua hari,” imbuhnya. (AVILA DWIPUTRA)

Related posts