JABARTODAY.COM – BANDUNG Perputaran ekonomi di sektor pariwisata merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menggairahkan perekonomian Jawa Barat pada era pandemi.
Jawa Barat yang memiliki banyak destinasi wisata hampir merata di tiap daerah, kini lebih mengandalkan kunjungan wisatawan domestik ketimbang mancanegara. Kendati pandemi, destinasi pariwisata masih bisa dikunjungi dengan mengedepankan keamanan wisatawan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ketika menerima penghargaan sebagai figur pemimpin daerah inovatif di masa krisis pandemi Covid-19 kategori Economic Recovery pada ajang Indonesia Award 2021, baru-baru ini di Jakarta, mengatakan, dengan inovasi di sektor pariwisata, pemulihan ekonomi di wilayahnya merupakan yang tercepat.
Hal itu juga diakui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Dedi Taufik. Saat ini, pariwisata Jabar sudah memasuki tahap pemulihan yang fokus pada sektor ekonomi, sosial budaya, dan pasar domestik.
“Tahap pemulihan ini fokus pada persiapan lima pilar pembangunan, diantaranya kebudayaan, destinasi, kelembagaan, industri, dan pemasaran,” ucap Dedi, di Bandung Selasa (30/11/2021).
Dedi menjelaskan dalam pilar kebudayaan, membentuk nilai budaya bersih, sehat dan aman dalam tatanan masyarakat berdasarkan kearifan lokal Tatar Pasundan.
“Budaya adalah kekuatan untuk Jawa Barat. Strateginya ada di budaya. Jawa Barat itu fun, fashion, food, unique, and nature. Jawa Barat juga gurilam, punya gunung, rimba, lautan, pantai,” tutur Dedi.
Pilar kelembagaan, diutarakan dirinya, mencetak sumber daya manusia (SDM) dan lembaga yang siap dan mumpuni serta tangguh. Kemudian kemitraan serta pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Dedi mengatakan ada sekitar enam puluh destinasi strategis yang menjadi fokus pariwisata Jabar. Pihaknya sesuai dengan arahan Gubernur Jabar bakal menerapkan strategi pilar destinasi, yakni peningkatan aksebilitas, amenitas, dan atraksi.
“Tata kelola destinasi dan manajemen krisis kepariwisataan ditingkatkan juga. Ini supaya wisatawan yang datang merasa aman dan nyaman,” jelas dia.
Sedangkan strategi lainnya dalam lima pilar yang diterapkan Disparbud Jabar untuk mendongkrak pariwisata, yakni pilar industri. Dikatakan Dedi, dalam pilar industri, adanya peningkatan daya saing industri dan ekosistem usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Kemudian juga adanya wisata halal dan MICE dan penguatan investasi pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sementara tak kalah pentingnya dalam sebuah industri adalah pemasaran. Dedi menjelaskan dalam pilar pemasaran pihaknya memokuskan juga pada penguatan citra pariwisata.
“Kemudian juga penguatan pasar nieche, MICE dan halal,” ucapnya.
Kemudian potensi pasar milenial, Disparbud pun melakukan pendekatan digital melalui hashtag atau tanda pagar. Disparbud menggunakan tanda pagar #DiJabarSaja untuk mempromosikan pariwisata dan budaya Jabar.
“Dinas menjadi tour guide, mempromosikan pariwisata, ekonomi, dan budayanya,” tegas Dedi.
Di sisi lain, kata dia, ada empat pendorong yang bisa membangkitkan pariwisata saat pandemi Covid-19. Pertama adalah peran pemerintah dalam hal peningkatan testing, vaksinasi, stimulus, bantuan sosial hingga kebijakan perjalanan antar negara.
Faktor lainnya adalah pemanfaatan teknologi, kemudian mengoptimalkan potensi lokal. Terakhir adalah memulihkan dan menjaga kepercayaan pasar dengan peningkatan kapasitas SDM, promosi untuk dalam negeri dan luar negeri, memperbaiki tata kelola dan vaksinasi para pegawai. (*)