Oleh: Fathorrahman Fadli Istilah taqwa terlalu sering kita dengar. Namun disaat yang sama kita selalu kesulitan menemukan sosoknya seperti apa. Cendekiawan Islam Fazlur Rahman menilai bahwa mungkin sekali istilah taqwa ini adalah istilah tunggal yang terpenting di dalam al Quran.
Kita baru saja meninggalkan bulan Ramadhan yang dikenal sangat istimewa. Di bulan berkah ini al Quran banyak dibaca, mungkin juga diamalkan isinya. Nah, Ramadhan sedianya berfungsi sebagai proses pendidikan dan latihan.
Dalam bahasa pendidikan pragmatis, Ramadhan bisa kita sebut sebagai sebuah Diklat dari Allah untuk melatih ummat Muhammad.
Tujuannya tidak lain yakni
La’allakum tattakun, meraih derajat taqwa. Menjadi manusia yang muttaqien, manuSia yang bertaqwa dengan taqwa yang sebenar-benarnya.
Taqwa pada tingkatan yang tertinggi menunjukkan kepribadian manusia yang benar-benar utuh dan integral. Kondisi ini merupakan stabilitas yang terjadi mengingat semua unsur positif terserap masuk ke dalam diri manusia. Ada internalisasi nilai-nilai positif dalam kedirian manusia itu sendiri.
Istilah taqwa merupakan istilah puncak kemanusiaan yang kemudian menjadi kunci keberhasilan hidupnya kelak saat berjumpa dengan sang khaliq.
Apa sebab? Karena Allah sangat memuliakan orang-orang yang bertaqwa. Surah Al Hujurat 33 dengan tegas mendudukkan orang bertaqwa sebagai yang paling mulia di mata Allah. “..sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu dihadapan Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kamu…”
Taqwa sesungguhnya adalah buah dari iman kepada Allah. Sebab taqwa inilah yang akan menjadi alat pembeda derajat kemuliaan manusia dimata Allah.
Orang-orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang powerfull, orang yang memiliki kekuatan penuh dan tidak takut kepada siapa pun dan apapun kecuali Allah.
Mereka adalah orang yang mampu menghadapi berbagai persoalan hidup, bisa eksis disaat krisis, dan dapat mendobrak kebuntuan dalam hidupnya. Orang yang bertaqwa juga menjadi sinar penerang kegelapan ditengah malam yang gelap gulita. Ia pembuka jalan yang semula tertutup.
Pendek kata orang yang masuk kriteria derajat muttaqien itu pasti kaya akan solusi, kaya terobosan, kaya ide, kaya jalan keluar, dan yang pasti ia seorang visioner.
Bagaimana dgn kondisi bangsa kita ini? Apakah kita sedang dipimpin oleh mereka yang muttaqien itu?
Wallahua’lam bis-sawab