Budayawan senior yang juga Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menghadiri pagelaran Musikalisasi Puisi di Gedung Gading Kemuning, Bogor, Minggu (27/1).
Lebih dari seribu mahasiswa dari perguruan tinggi di daerah Bogor, terlihat antusias menikmati pembacaan puisi yang diiringi irama musik. Suara petikan kecapi dan gitar, serta denting piano, membuat puisi yang dibaca dengan penghayatan terasa menyentuh dan enak dinikmati.
Hampir sepanjang pagelaran, terutama saat pembacaan puisi, para penonton diam seperti terkesima. Mereka tak lagi peduli dengan fasilitas gedung pentas yang jauh dari memadai untuk sebuah pentas seni. Para pengunjung seperti tak peduli dengan fasilitas gedung yang terbatas. Bahkan, tempat duduk pun tak tersedia. Mereka menikmati pentas hanya dengan duduk di lantai beralaskan karpet tipis dan kusam.
Ruangan yang penuh manusia juga terasa panas. Kipas angin yang berputar di atas kepala, tak cukup untuk mendinginkan ruangan. “Ini memang bukan gedung untuk pertunjukan kesenian. Tapi, yang ada hanya ini, ya, kita pakai saja,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor Yayan.
Yayan mengaku, Gedung Kemuning Gading bukan tempat yang memadai untuk mengadakan kegiatan kesenian. Namun, pihaknya tidak ada pilihan lain mengingat banyaknya potensi kesenian dan kebudayaan di daerah Bogor yang harus diakomodasi.
“Semua jenis kesenian diakomodir. Setiap kegiatan yang membutuhkan tempat, kita gunakan gedung ini,” ujarnya.
Karena itu, ia mengharapkan dukungan semua pihak agar pada masa mendatang Kota Bogor bisa memiliki pusat kebudayaan dan kesenian yang memadai. “Hal ini penting untuk usaha melestarikan kebudayaan yang ada di masyarakat,” jelasnya.
Hal serupa juga diungkapkan Deddy. Saat naik ke panggung, sang aktor senior mengatakan pertunjukan yang bagus bisa kurang maksimal jika fasilitasnya tidak mendukung. Ia mencontohkan, suara yang menggema karena gedung tak dilengkapi peredam suara. “Seharusnya Kota Bogor memiliki pusat kesenian dan kebudayaan yang memadai,” katanya.
Meski begitu, Demiz mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Pakuan Bogor. Karena itu, Cawagub Jabar nomor urut empat ini memprogramkan pembangunan pusat kesenian dan kebudayaan di setiap kabupaten/kota di Jabar.
Menurutnya, kebudayaan merupakan pilar utama bagi suatu bangsa untuk bisa bersaing dengan bangsa lain. Melalui kebudayaan, karakter masyarakat akan terbentuk sehingga dapat menjadi benteng terhadap pengaruh budaya negatif dari negara lain.
Pemeran Bang Jack itu hadir tanpa diketahui para penonton, karena masuk ruangan secara diam- diam, ketika pertunjukan berlangsung. Begitu sang aktor naik panggung, para penonton menyambut meriah dengan tepuk tangan.
Setelah menyampaikan salam dan apresiasi terhadap kegiatan itu, Deddy membacakan puisi karya Taufiq Ismail berjudul Televisi Sebuah Etalase Besar Menawarkan Begitu Banyak Barang. Puisi yang mengisahkan bagaimana kejamnya televisi di Indonesia, yang tak peduli pada kepentingan masyarakat dan hanya memikirkan keuntungan bagi pemodal. Demi keuntungan materi, televisi pun tak peduli dengan pengaruh negatif dari siarannya di masyarakat. (AVILA DWIPUTRA)