JABARTODAY.COM – TASIKMALAYA
Untuk meningkatkan skill perajin dan nilai jual produk kerajinan khas Tasikmalaya, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat menggelar Pelatihan Sulam Pita Pada Media Anyaman di GOR Desa Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Sedikitnya 35 perajin mengikuti pelatihan selama dua hari ini (23-24/11) dari Asri Art Bandung.
Dalam sambutannya, Ketua Dekranasda Jabar Netty Heryawan menyebutkan pelatihan ini sebuah usaha pemberdayaan ekonomi juga upaya ‘penyelamatan’ para perempuan. “Ini adalah upaya menyelamatkan para perempuan untuk pergi dengan risiko tinggi untuk mencari nafkah di luar negeri, lebih baik kita rangkul untuk berdaya dari rumah sendiri,” paparnya.
Menurut Netty, kerajinan yang termasuk dalam salah satu cluster ekonomi kreatif ini adalah sebagai salah satu daya ungkit kesejahteraan masyarakat. “Apalagi kita sebentar lagi akan menghadapi globalisasi dan era pasar bebas, dimana daya saing kita harus ditingkatkan,” ujarnya. “Untuk menambah daya saing, salah satunya kita bisa memasukkan ‘keunikan’ sebagai nilai tambah (added value) yang nantinya akan semakin meningkatkan pembeli.”
Lebih jauh Netty memaparkan rencana Tasikmalaya sebagai pilot project destinasi wisata terpadu yang memadukan unsur kerajinan, kuliner, dan seni budaya lainnya dalam satu wilayah. “Dekranasda provinsi sedang menjajaki bersama OPD terkait kemungkinan diwajibkannya para wisatawan ke daerah selatan Jabar misal, untuk mengunjungi kawasan ini,” ungkapnya.
Dia mencontohkan kebijakan Pemerintah Korea yang mewajibkan wisatawan untuk mengunjungi wilayah budidaya Ginseng. “Jabar sedang menuju ke arah sana,” pungkas isteri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ini. (HUMAS PEMPROV JABAR/NJP)