
JABARTODAY.COM – BANDUNG
Calon Gubernur Jawa Barat petahana Dede Yusuf Macan Effendi kembali melakukan kampanye keliling. Kali ini bukan pasar tradisional, namun Terminal Cicaheum yang disambangi olehnya, Kamis (14/2). Seperti biasa, kedatangan Dede disambut meriah oleh masyarakat juga calon penumpang yang berada di sana, khususnya para kaum hawa.
Pada kunjungan kali ini, Dede tidak menggunakan bus, hanya mobil pribadi. Turun dari mobil, dirinya disambut oleh Ketua DPD Partai Demokrat Jabar Iwan Sulandjana dan Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan, serta beberapa anggota dewan. Usai beramah tamah, Dede dan istrinya, Sendy Yusuf, mulai mengelilingi salah satu terminal terbesar di Bandung itu.
Dirinya juga menyempatkan berbicara dengan para pedagang, supir dan masyarakat sekitar. Bahkan, ia memeriksa kelengkapan salah satu bus yang akan berangkat ke Tasikmalaya. Dede meninjau terminal, dikarenakan kapasitas saat ini sudah tidak memungkinkan dan harus dilebarkan.
“Untuk terminal bus tipe A, tempat harus luas dan tidak boleh di dalam kota, oleh karena itu kami akan mengupayakan kepada pemerintah kota agar terminal tipe A ini sedikit dilebarkan dan mudah diakses untuk antar kabupaten/kota dan juga provinsi,” terang Dede.
Untuk diketahui, terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
Dirinya menambahkan, Terminal Cicaheum berada di dalam kota dan akan memberikan efek kemacetan, dan moda-moda lain tidak akan bisa didapat oleh masyarakat, karena tempat yang semakin sempit.
“Seperti di Ledeng yang masuk terminal tipe B. Jadi memang perlu ada relokasi-relokasi pada tempat yang lebih baik lagi dan lebih nyaman,” tegasnya.
Dirinya ingin menghindari kesan masyarakat pada terminal yang kumuh, banyak copet, dan temaram di waktu malam. Ia juga menyebut, beberapa kabupaten di Jabar telah berhasil membangun terminal tipe A dengan baik.
“Memang awalnya mengalami kendala, karena bus ingin mendapat penumpang di tempat biasa. Namun pemerintah memaksakan untuk pindah dan kini berkembang lebih baik, seperti di Kuningan, Cirebon,” imbuhnya.
Terminal, menurut Dede, adalah titik temu bagi transportasi dan juga warga. Maka itu, ia dan pasangannya, Lex Laksamana, telah memikirkan untuk merevitalisasi terminal dan juga kereta api, agar ada moda alternatif lain bagi masyarakat. (AVILA DWIPUTRA)