JABARTODAY.COM-MAJALENGKA. Pada umumnya para petani penghasil jagung dan terong Desa Sunia Baru Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka Jawa Barat, menjual langsung hasil panen mereka ke pasar atau pengepul. Jagung biasanya juga diolah petani sebagai pakan ternak. Karena hasil panen langsung dijual tanpa diolah lebih lanjut sehingga nilai jualnya lebih rendah.
“Kami mahasiswa KKN Uniku berinisiatif menciptakan produk home industry yang inovatif berbahan dasar dari jagung dan terong sehingga nilai jualnya lebih tinggi dan dapat membantu perekonomian masyarakat,” ujar Ika Oktaviani, juru bicara KKN Kelompok VII UNIKU kepada Jabartoday.com, Kamis (2/8/2018).
Ika menuturkan, ia dan teman-temannya mengolah jagung menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku cake dan brownies, sedangkan terong diolah menjadi nugget terong. Sehingga ketiga produk tersebut dapat menjadi produk unggulan dari potensi desa tersebut.
“Cara pengolahan cake dan brownies dari tepung jagung itu sama seperti pengolahan cake dan brownies pada umumnya, hanya saja pada bahan baku yang biasanya menggunakan tepung terigu kami ganti dengan tepung jagung. Tentunya cake dan brownies jagung ini memiliki cita rasa yang khas yakni pada aroma jagung dan teksturnya yang kasar membuat cake dan brownies ini menjadi semakin unik, disamping itu kami menambahkan topping pada keduanya dengan taburan jagung manis dan coklat putih. Untuk masa kadaluarsa produk ini yaitu tiga hari di luar freezer dan di dalam freezer dapat bertahan hingga 7 hari,” ujar mahasiswi Semester 7 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIKU ini.
Sementara cara pengolahan nugget terong sama saja dengan pembuatan nugget pada umumnya, hanya saja bahan bakunya diganti dengan terong yang dikukus kemudian diperas airnya dan ditumbuk ampasnya, lalu dicampurkan dengan parutan wortel dan bumbu halus yang terdiri dari bawang putih, penyedap, dan lada.
“Setelah adonan tercampur tambahkan telur ayam sebanyak 1 butir dan masukan ke dalam loyang kemudian dikukus selama 30 menit, lalu tiriskan adonan tersebut sampai dingin untuk kemudian dipotong dadu kemudian di lumuri tepung beras yang sudah ditambahkan air lalu gulingkan ke tepung panir dan kemudian digoreng kering. Masa kadaluarsa produk ini tiga hari di luar freezer dan 7 hari di dalam freezer,” tutur dara berparas manis ini.
Ketiga produk tersebut mereka beri nama Original Cake Zea Mays, Brownies Zea Mays, dan Nugget Terong. Nama Zea Mays diambil dari nama latin jagung yaitu zea mays.
Kepala Desa Sunia Baru, Drs. Saeful Uyun mengungkapkan kekagumannya pada hasil olahan makanan mahasiswa KKN UNIKU. “Cita rasanya enak. Saya melihat olahan cake dan brownies mahasiswa ini bisa dikembangkan pengrajin di desa ini sehingga bisa mengangkat derajat perekonomian desa,” harapnya.
Desa Sunia Baru merupakan salah satu desa di Kabupaten Majalengka yang dijadikan sebagai lokasi untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Kuningan 2018 khususnya ditempati oleh Kelompok 07. KKN tahun ini bertemakan “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa”, dari tema tersebut mahasiswa dituntut untuk dapat menggali potensi yang ada di desa tersebut. Sehingga potensi yang ada di desa tersebut dapat dikembangkan secara progresif.
Sunia Baru merupakan desa yang memiliki potensi lahan pertanian di antaranya ialah jagung dan terong. Tanah yang subur merupakan salah satu alasan untuk masyarakat desa Sunia Baru mayoritas bercocok tanam di bidang perkebunan. Didukung juga dengan suhu udara yang sejuk karena berada di bawah kaki gunung Ciremai sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan subur.
Pada umumnya para petani penghasil jagung dan terong menjual langsung hasil panen mereka ke pasar atau pengepul, dan untuk jagung biasanya petani mengolahnya sebagai pakan ternak. Karena hasil panen langsung di jual tanpa diolah lebih lanjut sehingga nilai jualnya lebih rendah. Mahasiswa berinisiatif menciptakan produk home industry inovatif berbahan dasar dari jagung dan terong sehingga nilai jualnya lebih tinggi dan dapat membantu perekonomian masyarakat. (ruz)