Buntut Penggusuran Rumah Warga Jalan Anyer Dalam, PT KAI Didesak Minta Maaf

Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman (kiri) menyambangi kantor PT KAI Daop 2 Bandung, Selasa (23/11/2021), terkait penggusuran rumah warga di Jalan Anyar Dalam, Kota Bandung.

JABARTODAY.COM – BANDUNG Buntut tindakan represif PT Kereta Api Indonesia menggusur rumah warga Jalan Anyer Dalam, Kelurahan Kebonwaru, Kota Bandung, Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman mendatangi kantor PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung, Jalan Stasiun Timur, Kota Bandung, Selasa (23/11/2021).

Kunjungan anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merupakan aksi spontan setelah menerima kedatangan para warga korban penggusuran

Kedatangan pimpinan Komisi I ini diterima oleh bagian Hukum PT KAI Daop 2 Bandung, Alim Pratikno dan bagian keamanan, Sutardjo.

“Kami menerima aduan dari warga Jalan Anyer Dalam yang rumahnya dibongkar PT KAI dengan cara-cara tidak manusiawi. Kami meminta PT KAI untuk menghentikan dulu proses penertiban aset dengan cara kasar seperti itu,” kata Bedi.

Bedi mengungkap, dampak dari penggusuran yang dilakukan PT KAI, kini warga merasakan trauma dan hidup bergantung dari uluran tangan para dermawan.

Berita Terkait

“Kami meminta agar PT KAI Daop 2 Bandung juga memerhatikan anak-anak yang menjadi korban, mengingat saat kejadian penertiban berlangsung mereka melihat langsung kekerasan saat penggusuran,” tuturnya.

Bedi mengimbau PT KAI untuk memerhatikan uang pengganti yang besarannya dianggap kurang sesuai. Perusahaan BUMN itu pun diminta untuk mengembalikan barang-barang milik warga yang tidak sempat diselamatkan.

“Uang penggantian juga harus layak masak iya Rp 250 ribu per meter. Kemudian barang-barang milik warga juga harus kembalikan,” tambahnya.

Bedi menyampaikan pesan kepada Kadaop 2 Bandung agar segera menuntaskan permasalahan ini.

“Ini bencana kemanusiaan dan situasi darurat ini harus segera ditanggulangi. Apalagi saat ini mereka memerlukan tempat berteduh dan bantuan seperti obat-obatan, sembako serta pakaian,” bebernya.

Dia juga mendesak agar PT KAI meminta maaf kepada warga dan menyelesaikan secara budaya.

“Kita warga Jawa Barat yang budayanya silih asih silih asuh, kita bukan negara kapitalis-individualis tapi kita negara gotong royong,” tegasnya.

Bedi menambahkan arogansi PT KAI saat penggusuran ini sudah menjadi perhatian publik dan viral di media, sehingga pihak dari DPR RI pun turun langsung meninjau tempat kejadian beberapa waktu lalu.

“DPR RI yang sudah datang ke sana, Pak Ono Surono dan Pak Nico Siahaan, ini sudah menjadi perhatian publik,” tandasnya.

Sebelumnya, Komisi I DPRD Jabar menerima langsung keluhan para warga RW 04, Jalan Anyer Dalam, Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.

Bedi menyayangkan adanya anak-anak yang mengalami trauma pada saat proses penggusuran, karena mereka melihat arogansi petugas PT KAI pada saat penggusuran berlangsung dan ini harus ditangani negara karena PT KAI merupakan perusahaan milik negara.

Jangan sampai, imbuhnya, dikemudian hari mereka tumbuh menjadi generasi yang membenci negaranya.

“Saya menaruh perhatian terhadap anak-anak, ini harus segera ditangani oleh negara. Menteri BUMN dan Dirut PT KAI berempati terhadap korban penggusuran, bagaimana bisa surat H-1 dikirimkan besoknya digusur,” ucap Bedi. (*)

Related posts