Bogor Rawan Kehilangan Benda-Benda Bersejarah

JABARTODAY.COM.:BOGOR-Barang-barang bersejarah yang terdapat di wilayah Bogor dinilai selalu rawan dari aksi pencurian yang modusnya diperjualbelikan ke luar negeri oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Kondisi ini menyebabkan banyak situs sejarah kebudayaan Sunda yang belum bisa terungkap mengingat bukti sejarahnya menghilang.

Demikian disampaikan  Wakil Bupati Bogor sekaligus pemerhati budaya, Karyawan Fathurahman di Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (2/6). Ia  mencontohkan kasus jual beli batu kuya yang ditemukan di wilayah Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor tahun 2008 membuktikan betapa mudahnya benda cagar budaya diperjualbelikan.

Para budayawan dan sejarawan menilai, batu kuya itu merupakan batu bukti sejarah Sunda. Namun diperjual-belikan  oleh oknum tertentu ke Korea Selatan dengan nilai miliaran rupiah. “Pemerintah rasanya sulit mendapatkan kembali batu itu karena harus menebus dengan harga yang berlipat-lipat,” jelasnya.

Menurut Wakil Walikota yang akrab disapa Karfat ini menjelaskan, batu atau benda apapun itu yang merupakan temuan sejarah/budaya seharusnya diteliti oleh kita karena itu bukti sejarah kita. Wilayah Bogor dipercaya sebagai cikal bakal kerajaan Sunda yang sarat dengan muatan luhur serta peninggalan sejarah/prasejarah yang bernilai tinggi.

Hanya saja, sebagian besar peninggalan sejarah/prasejarah tidak berbekas karena dirusak oleh generasi penerusnya. Diyakini Karfat, masih banyak peninggalan sejarah yang belum tergali dan masih terpendam di seluruh wilayah Bogor.

“Saya melihat sendiri, batu-batu bukti sejarah di beberapa wilayah di Kabupaten Bogor malah dipecah buat bahan bangunan, buat ini itu. Tidak ada yang menghargainya sebagai benda bukti sejarah kita,” lanjut Karfat. [far]

Related posts