Bisnis Hotel Makin Berat

Ketua PHRI Jabar, Herman Muchtar. (JABARTODAY/AVILA DWIPUTRA)
Ketua PHRI Jabar, Herman Muchtar. (JABARTODAY/AVILA DWIPUTRA)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan perhotelan di Jawa Barat, khususnya, Kota Bandung, begitu pesat. Namun, jajaran DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Barat menilai pertumbuhan tersebut kurang terkendali.

Ketua DPD PHRI Jabar Herman Muchtar mengakui bahwa pada saat weekend, terutama long weekend, okupansi hotel di Jabar, termasuk Bandung, positif. Rata-rata, melebihi 70-80 persen. Namun, kata Herman, saat weekday, kondisinya cukup mengkhawatirkan, Pasalnya, jelas dia, okupansi hotel saat weekday, rata-rata, tidak melebihi 50 persen.

Menurutnya, jumlah hotel dan kamarnya di Jabar, khususnya, Kota Bandung, yang berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung sebanyak 362 unit dan 17 ribu kamar, mengalami overload. Kondisi itu terjadi sebagai efek pertumbuhan hotel yang tidak terkendali. Pihaknya, lanjut dia, tidak menerima informasi mengenai berapa izin pendirian hotel baru yang diterbitkan pemerintah daerah, seperti Pemerintah Kota Bandung.

Permasalahan perhotelan tidak hanya pertumbuhan yang tidak terkendali, tetapi juga hal lainnya. Misalnya, adanya ‘pembajakan’ karyawan, persaingan tarif, dan sebagainya. “Itu belum termasuk biaya-biaya operasional yang semakin berat,” ujar Herman di Hotel Crown, Jalan Wastukancana Bandung, Rabu (2/4/2014).

Diantaranya, jelas Herman, biaya listrik, yang naik, meski secara bertahap. Lalu, ucap Herman, yang paling mengejutkan, adalah adanya putusan Pemkot Bandung untuk menaikkan tarif air tanah 1000 persen, yang semula Rp 500 per meter kubik, menjadi Rp 5.000 per meter kubik. “Ini membuat kondisi perhotelan menjadi semakin berat,” singkatnya. (ADR)

Related posts