JABARTODAY.COM – BANDUNG
Potensi wakaf di Jawa Barat cukup besar, terutama dari aspek pemberdayaan ekonomi. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan bersemangat kukuhkan Badan Wakaf Indonesia (BWI) perwakilan Jabar.
“Saya sangat antusias menyambut BWI di Jabar. Mudah-mudahan persoalan wakaf bisa lebih rapih dan tercatat, dikelola lebih profesional. Yang lebih penting adalah mampu mengoptimalkan aspek ekonominya, karena potensinya sangat besar,” jelas Heryawan usai mengukuhkan BWI Jabar dan pengurusnya di Gedung Sate, Rabu (2/1).
Data Kanwil kemenag Jabar menyebutkan tanah wakaf di Jabar ada 74.156 lokasi, dengan luas 215,3 juta meter persegi. Dari jumlah itu, ada 21.089 lokasi yang belum terkelola dengan maksimal.
Sebagian besar yang sudah terkelola dijadikan tempat ibadah, 38.548 lokasi; tempat pendidikan 7.468 lokasi; pesantren 3.634 lokasi; usaha jasa 51 lokasi, makam 1.852 lokasi; panti asuhan 105 lokasi; dan pertanian 1.535 lokasi.
Persoalan tanah wakaf seringkali menjadi sengketa hukum, karena banyak yang mewakafkan tidak tercata. “Banyak yang cuma secara lisan, ini saya wakaflkan begitu. Ternyata dikemudian hari ahli warisnya tidak terima, atau membatalkan, timbullah sengketa. Dengan BWI hal ini bisa diselesaikan,” paparnya.
Idealnya proses wakaf tanah ikrarnya di KUA, sertifikatnya diurus di BPN, dan terakhir dicatatkan di BWI. Dengan BWI juga aspek pemberdayaan ekonomi akan bisa dilakukan.
Selama ini masyarakat lebih banyak berpegang dari aspek keabadian benda wakaf ketimbang aspek pemanfaatannya. “Nah, BWI akan mengoptimalkan aspek manfaatnya yang lebih luas bukan hanya sekadar untuk fasilitas umum,” jelas Kakanwil Kemenag Jabar Saeroji, dalam sambutannya.(HUMAS PEMPROV JABAR)