JABARTODAY.COM – BANDUNG Langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta patut diacungi jempol dalam hal memberikan dukungan kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pasalnya, Pemprov DKI menyusun rencana, yaitu membangun sentra UMKM bawah tanah di kawasan Monas.
“Kami berencana seperti itu. Kami ingin memberi ruang bagi para pelaku UMKM untuk berkembang,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, pada peresmian Bank DKI Cabang Bandung, Rabu (3/7).
Basuki melanjutkan, pemberian ruang itu tidak hanya bagi para pelaku UMKM di wilayah DKI saja, tapi Jawa Barat juga ikut di dalamnya. Menurutnya, UMKM Jabar, utamanya, yang mendapat kredit Bank DKI berkesempatan untuk memanfaatkan sentra UMKM tersebut.
“Agar perbankan lebih bertumbuh, sebaiknya, mengubah paradigma bisnisnya. Misalnya, membidik calon nasabah atau debitur yang memang berpotensi mengalami pertumbuhan,” paparnya.
Ia berpendapat, di Jabar, khususnya Bandung, banyak terdapat pelaku UMKM potensial. Satu diantaranya, yang bergerak dalam bidang industri kreatif. “Sektor itu dapat menjadi pasar yang potensial bagi perbankan,” jelas Ahok, sapaan akrabnya.
Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI, membenarkan kalau sektor industri kreatif menjadi bidikan pihaknya untuk mengembangkan bisnisnya di Jabar.
Ia menyebut, adanya kampung kreatif di Bandung, seperti Dago Pojok, Leuwianyar, Cicadas, Tamansari, dan Cicukung, menopang industri kreatif. “Ini menunjukkan pasar di Jabar, khususnya Bandung, memang potensial,” ucapnya.
Eko menilai pasar industri kreatif dapat menjadi target untuk meningkatkan likuiditas kredit. Sejauh ini, diutarakan dirinya, pihak Bank DKI telah menggelontorkan kredit bernilai Rp 16,39 triliun.
Tahun ini, diungkap Eko, pihaknya siap mendongkrak likuiditas kredit. Proyeksinya mencapai Rp 21 triliun. “Khusus di Jabar, total proyeksi penyaluran kredit kami sekitar Rp 150 miliar,” tutupnya. (VIL)