Banjir, OJK Siapkan Skema Perbankan

OJKJABARTODAY.COM – BANDUNG
Banjir bandang yang melanda beberapa titik di Pantai Utara (Pantura), diantaranya, yang terparah adalah kawasan Pamanukan, Subang, Jawa Barat, menyebabkan kinerja dan akitivitas dunia perbankan sempat mengalami kelumpuhan. Pasalnya, hampir seluruh lembaga perbankan, baik umum maupun bersifat Bank Perkreditan Rakyat (BPR), tidak dapat beroperasi akibat genangan banjir.
 
Efek lainnya, banjir pun membuat terjadinya hambatan pada kredit. Tentunya, tidak sedikit pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berpotensi mengalami keterlambatan pembayaran kredit. Karenanya, Otoritas Jasa Keuangan Regional II Jabar menyiapkan sejumlah skema pembayaran kredit bagi para debitur di wilayah Pamanukan.
 
Kepala OJK Regional II Jabar Anggar Budhi Nurani mengakui, bahwa banjir di Pamanukan berpengaruh pada kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya membayar cicilan pada bank. “Ada beberapa skema untuk meringankan beban debitur di Pamanukan, yaitu yang menjadi korban banjir,”  ujar Anggar.
 
Berdasarkan hasil survey di Pamanukan, ungkap Anggar, pihaknya menerima informasi dan keluhan nasabah serta debitur. Keluhannya berkenaan dengan ketidaksanggupan mereka mencicil kredit pada bank. “Keluhan itu bisa diterima. Soalnya, mereka menjadi korban banjir. Sejauh ini, kami masih mengidentifikasi masalah di lokasi tersebut,” sahut Anggar.
 
Untuk memudahkan debitur para korban banjir, Anggar menyatakan, ada beberapa skema perbankan. Antara lain, ucap dia, penjadwalan ulang kredit. Kemudian, tambahnya, mengurangi bunga kredit.
 
“Bahkan, jika memang debiturnya benar-benar tidak sanggup, dapat berupa pembebasan kredit. Tapi, tentunya, setiap lembaga perbankan punya kebijakan meringankan debiturnya. Saya kira, perbankan berusaha memberikan skema terbaik karena mereka pun tentunya, tidak ingin kehilangan debitur atau nasabah,” urai Anggar. 
 
Berkenaan dengan pelayanan, Anggar mengutarakan, di Pamanukan, terdapat 16 perbankan yang terkena banjir. Sebanyak 12 unit diantaranya, yakni perbankan umum. Ke-12 perbankan umum itu tidak ada kendala. Itu karena, terangnya, para nasabah yang memegang ATM dan buku tabungan masih dapat berteransaksi pada cabang lainnya di Subang.
 
Lain halnya dengan 4 unit BPR. Pihaknya, aku Anggar, cukup khawatir seandaingya ke-4 unit BPR di Pamanukan tidak memilki back-up data. “Mereka tidak punya cabang. Untuk itu, kami segera melakukan pengecekan dan penanganan ke-4 BPR tersebut,” tutup Anggar. (VIL)

Related posts