Perubahan. Itulah kata yang keluar dari berbagai kalangan, melihat realitas kehidupan di Indonesia saat ini, khususnya politik. Dalam diskusi dan bedah buku anggota DPR RI Desmond J. Mahesa berjudul ‘Presiden Offside, Kita Diam atau Memakzulkan”, kata tersebut terlontar beberapa kali, baik dari narasumber maupun undangan yang hadir. Seperti diutarakan oleh anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo, bila ingin perubahan harus ada gerakan dari Bandung atau Yogyakarta.
“Banyak penyimpangan yang terjadi di negara ini, tapi sepertinya kita tidak berdaya. Bila dulu tirani Cendana (zaman orde baru) dibantu militer, sekarang sebaliknya,” ujar Bambang, di S-28 Cafe, Jalan Sulanjana, Sabtu (22/9).
Dia juga berharap, ada tekanan yang membantu DPR, baik dari mahasiswa atau masyarakat. Sebab, dikatakan politisi Partai Golkar itu, jika tekanan rakyat besar, maka pemerintah akan balik badan dan tidak ingin kehilangan dukungan atau kehilangan suara di pemilihan umum 2014 mendatang.
“Namun jika mau bersabar, ya tunggu saja, wong tinggal 2 tahun lagi kok,” ucapnya.
Mengenai isi buku yang ditulis oleh Desmond tersebut, Komisioner Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Andi Talman, menganggap buku tersebut bagai petasan, atau provokatif sekali. “Masih ada yang salah, sebab mencerminkan Indonesia kekinian,” katanya.
Namun, dia menyelipkan pujian, bila buku ini wajib bagi aktivis pro demokratis. Sebab ini menjadi fenomal dan momentumnya ada. Ditambah teori yang tidak bisa dibantah, bila ada gerakan mahasiswa di Bandung dan Yogya, maka akan ada perubahan di Indonesia. Sebab gerakan awal itu adalah di dua daerah tersebut.
“Buku tersebut memberikan stimulasi, jika aktivis kesulitan, maka akan ada pencerahan,” imbaunya.
Sedangkan ahli politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi, menyebutkan harus ada buku yang menjawab dari buku yang ditulis oleh Desmond tersebut.
“Setidaknya ada solusi yang ditawarkan untuk pemerintahan yang lebih baik,” tegasnya.
Sebagai penulis, Desmond hanya megutarakan kegelisahannya melihat pemerintah Indonesia yang hanya berdiam diri melihat kesusahan rakyat. Maka itu, ia juga menginginkan adanya perubahan dari tanah air yang ia cintai ini.
Peluncuran dan bedah buku ini diprakarsai oleh Forum Komunikasi Alumni GMNI Jawa Barat. Dalam acara tersebut, diisi juga dengan tanya jawab atau tanggapan, baik isi buku maupun pernyataan yang dilontarkan para pembicara. (AVILA DWIPUTRA)