Diutarakan, berdasarkan data tersebut, pelanggan 900 VA belum ada perubahan. Namun, pihaknya memperoleh data terbitan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tentang jumlah pelanggan PT PLN yang memperoleh subsidi listrik. Karenanya, tegas Iwan, pihaknya segera melakukan pengecekan lapangan, berkaitan dengan jumlah pelanggan 900 VA. “Demi menyesuaikan antara data yang kami miliki dan data TNP2K, kami segera melakukan pengecekan. Rencananya, pengecekan itu kami lakukan Januari 2016. Proyeksinya, tuntas pertengahan 2016,” ujarnya.
Dikatakan, pengecekan itu berlangsung pada seluruh wilayah dan rayon di Jabar. Sejauh ini, kata Iwan, pihaknya membawahkan 15 area dan 91 rayon. “Pasca pengecekan, kami menentukan tarif. Mana pelanggan yang benar-benar memperoleh subsidi dan mana yang non-subsidi,” terang Iwan.
Lalu, berapa jumlah pelanggan PT PLN level R-1 atau berkapasitas terpasang 900 VA di Jabar:? Iwan mengutarakan, hingga kini, jumlahnya sekitar 4.182.453 pelanggan atau 18,47 persen total pelanggan R-1 nasional. Sekitar 1,2 juta pelanggan di antaranya, masuk katagori rumah tangga miskin dan rentan miskin.
Dalam mendefinisikan rumah tangga miskin dan rentan miskin, jelasnya, pihaknya mengacu pada TNP2K. Tim tersebut menetapkan beberapa kriteria bagi kalangan tersebut. “Antara lain, ukuran rumah, pendapatan setiap bulan, dan kepemilikan kartu sehat. Penyisiran pelanggan R-1 sebesar 900 VA ini adalah tahap pertama. Untuk pelanggan 450 VA, masih berlaku tarif sebelumnya. Yang jelas, untuk kelanjutannya, kami menunggu instruksi kementerian (ESDM),” tutup Iwan. (ADR)