Akibat Upah Buruh Tinggi, 25 Pabrik di Jabar & Banten Pindah ke Jateng

Upah Minimum Provinsi

JABARTODAY.COM, BANDUNG — Gegara upah buruh di Jawa Barat dan Banten tinggi, sebanyak 25 pabrik sepatu pindah ke Jawa Tengah (Jateng) yang upah buruhnya lebih rendah.

Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri Anom, alasan utama relokasi pabrik karena Upah Minimum Provinsi (UMP) Jateng lebih rendah dari Jabar dan Banten.

UMP di Banten pada 2019 sudah mencapai Rp2.267.965, sedangkan Jawa Barat Rp1.668.372 dan Jawa Tengah Rp1.605.396. UMP tersebut dipastikan naik 8,51 persen tahun depan. Demikian juga Upah Minumum Kabupaten/Kota (UMK) dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK).

“UMK naik jadi tambahan beban industri karena bikin tidak kompetitif. Maka industri cari daerah agar tetap kompetitif,” ucap Firman.

Berita Terkait

“Total tahun ini di data ada 25 pabrik yang [relokasi]. Sebagian besar dari Banten. Sebagian lagi dari Jawa Barat dan Jatim. Kalau di Jawa Barat itu Bekasi,” ungkapnya dikutip CNBC Indonesia.

Relokasi tersebut, lanjut Firman, membuat kebutuhan tenaga kerja di Jateng merangkak naik. Dalam catatannya, ada pabrik yang mulai merekrut 1.000-2.000 pekerja baru. Di tempat berbeda, jumlah karyawan di Banten terus berkurang.

Menurut Firman, relokasi pabrik cukup mendesak lantaran sektor alas kaki masuk dalam rantai pasok global. Namun demikian, relokasi pabrik tersebut juga tidak berjalan mulus. Pasalnya, kualitas SDM di Jateng juga belum sebaik di Banten atau Jabar.

Apalagi, Jateng juga sebetulnya bukan daerah berbasis industri. Pengusaha katanya masih harus melakukan pelatihan tambahan. Namun relokasi itu dinilai relatif lebih baik dari bertahan di Banten.

“Jadi pengusaha juga tetap harus melakukan pelatihan tambahan di Jateng. Namun itu masih lebih baik ketimbang harus bertahan dengan kondisi di Banten,” katanya.*

 

Related posts