Pemimpin perkumpulan yang diduga mengajarkan aliran menyimpang, Cecep Solihin, meminta maaf atas kegiatan yang selama ini dilakukan serta pemahaman yang dinilai menyimpang.
Di hadapan Kepala Polrestabes Bandung dan jajarannya serta pihak Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat, ia mengucapkan dua kalimat syahadat dan berjanji akan bertaubat. Tak hanya itu, perkumpulan yang telah berlangsung selama tiga tahun terakhir yang berpusat di Jalan Cinta Asih RT 01/11, Kelurahan Samoja, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, akan dibubarkan.
Cecep mengaku, dirinya khilaf, apalagi setelah mengaku sebagai Rasul. Ia menyatakan, semuanya dilakukan secara otodidak dan tidak memiliki guru. “Saya tidak mengaku nabi hanya mengatakan Rasul. Itu pemahaman yang salah mengaku sebagai Rasul, karena Rasul hanya Muhammad SAW. Itu kekhilafan saya tentang kerasulan. Saya juga meminta maaf kepada bangsa Indonesia dan seluruh umat islam,” ucapnya di Mapolrestabes Bandung, Kamis (3/4/2014).
Dalam ajarannya, ia menyebut, tidak ada penyimpangan ibadah dan tidak pernah melarang perempuan baik yang mempunyai suami atau tidak, untuk meninggalkan tempat pertemuan. “Saya tidak mengajarkan seperti itu, cuma ada itikaf sampai tanggal 10. Tanggal 9 boleh pulang karena ada pencoblosan. Ibadah sama, hanya pemahaman kerasulan yang berbeda,” tukas pria 49 tahun itu.
Sementara itu, Sekretaris III MUI Jabar Budi Saefudin menegaskan, bila kasus ini tidak segera diatasi, maka pemahaman ini dapat berkembang dan mengakibatkan Islam di Indonesia terpecah belah. “Jadi dia tidak tahu, apa artinya rasul. Yang dia tahu penyampai saja, jadi seolah-olah dia rasul. Kalau dibiarkan tapi memang itu aliran sesat. MUI sudah bubarkan dan insyafkan, oleh karena itu aliran ini dianggap beres,” imbuh Budi.
Disinggung tentang dugaan adanya keterlibatan salah satu ormas Islam, Budi menepis hal itu. Ia meuturkan, Cecep hanya simpatisan dan mendengarkan saja. Lalu, apa yang didengar disampaikan kepada orang lain.
“Sudah clear. Persatuan dan lain-lain tidak terlibat. Ini mutlak pemahaman pribadi tanpa guru dan belajar. Dia mengartikan bahwa rasul itu penyampai. Rasul bersabda, jadi dia juga merasa seperti itu,” sahut Budi.
Sebelumnya, Cecep sempat melontarkan bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal 5 Mei 2014. Namun, menurut Budi, itu hanya sebuah kebohongan. “Kiamat itu dia belajar di internet. Bahwa sebentar lagi kiamat, sehingga keluarganya dikumpulkan. Itu hanya pemahaman kebodohan saja,” jelasnya.
Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Mashudi menandaskan, penanganan kasus ini akan dibebaskan dengan syarat harus mengikuti 10 pernyataan. “Kita sudah musyawarahkan dan mengakui dia khilaf. Kalau mengulangi lagi, sesuai perjanjian dia siap dipidanakan,” tutup Mashudi. (VIL)