Ahmad Suparman, Guru SD yang Jadi Wasit Futsal FIFA (2-Habis)

Bertahun-tahun Mengabdi sebagai Guru Honorer, Dambakan Menjadi PNS

JABARTODAY.COM – JATINANGOR

Anak didik Ahmad Suparman (41) di SDN Ciawi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, saat mengikuti kegiatan belajar mengajar, Rabu (5/9). (DEDE SUHERLAN/JABARTODAY.COM)

PERJALANAN Ahmad Suparman (41) bergelut dengan sepak bola, dilakoni sejak usia muda. Sebelum menekuni bidang perwasitan, dia sudah malang melintang mengolah si kulit bundar. Namun, di tengah usianya yang semakin bertambah, justru ada pikiran lain di benak mantan pemain Divisi Utama Persib, klub Bupa itu.

Dunia yang berhubungan dengan sepak bola, memang tak bisa dipisahkan dari Ahmad Suparman. Sejak usia belasan tahun, pria kelahiran Jatinangor, Sumedang, 9 Agustus 1971 itu, sudah bermain di Divisi Utama Persib. Mulai 1991 sampai awal tahun 2000-an, Ahmad bermain di klub Bupa.

Tak hanya itu, karena bakatnya terlihat sudah menonjol, tim sepak bola Kabupaten Sumedang, tak ragu-ragu untuk memasukkan Ahmad dalam skuad yang berlaga dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat, di Tasikmalaya, pada 1990 lalu.

“Saya sangat mencintai sepak bola. Dalam olahraga ini, saya menemukan suasana yang berbeda. Melalui sepak bola, hati saya terus bahagia. Selain itu, tubuh saya pun tetap bugar dan sehat,” kata pria yang juga menjadi wasit cabang olahraga futsal dalam Sea Games, di Jakarta, November 2011 lalu.

Ternyata, di balik prestasi yang diraih Ahmad dalam dunia persepakbolaan, mulai dari pemain hingga menjadi wasit, ada sesuatu yang menggelitik yang mewarnai kehidupan pria asli Jatinangor ini. Kendati Ahmad malang melintang di bidang sepak bola, namun dalam aktivitasnya sebagai guru, keberadaan pengajar yang satu ini justru memprihatinkan. Hingga kini, dia masih berstatus sebagai guru olahraga honorer di SDN Ciawi, Kecamatan Jatinangor.

“Saya menjadi guru honorer sejak tahun 2005. Inginnya sih saya diangkat menjadi guru PNS (pegawai negeri sipil),” kata Ahmad singkat.

Keinginan Ahmad untuk menjadi guru PNS, diamini oleh guru SDN Sinarjati, Jatinangor, Iwa Cahya (47). Bagi guru yang sebelumnya pernah bermain di Persib itu, hasrat Ahmad agar menjadi PNS merupakan keinginan yang wajar.

“Pak Ahmad sudah bertahun-tahun menjadi guru honorer. Bahkan, dengan profesinya yang digeluti selama ini, telah mengharumkan nama Sumedang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sangat wajar jika Pemkab Sumedang menghargai prestasi yang diraih oleh Pa Ahmad  dengan mengangkatnya menjadi guru PNS,” kata Iwa.

Dikatakan mantan pemain Maung Bandung yang seangkatan dengan Nandang Kurnaedi, Erick Ibrahim, Kekey Zakaria, Roy Darwis, dan Asep Poni itu, dia tahu betul perjalanan karier Ahmad, sejak jadi pemain hingga menjadi wasit nasional dan wasit futsal FIFA.

“Saya yang mengarahkan saat Pa Ahmad masih bermain bola agar bermain di Perses (Persatuan Sepakbola Sumedang). Dia membawa nama baik Sumedang sejak jadi pemain sampai menjadi wasit,” ujarnya.

Sedangkan Usep Mulyana (46), guru SDN Mekarsari, mengungkapkan, sesama guru olahraga di Kecamatan Jatinangor, mendukung jika Ahmad Suparman diangkat menjadi guru PNS.

“Prestasi Pa Ahmad untuk mengharumkan nama Sumedang sangat menonjol,” kata Usep. (DEDE SUHERLAN)

Related posts