Menjelang berlakunya ASEAN Economic Community pada awal 2016, berbagai negara, termasuk Indonesia, melakukan berbagai persiapan. Satu diantaranya, melakukan kesepakatan menurunkan bea masuk.
“Saat ini, 99 persen tarif bea masuk mendekati 0 persen alias bebas. Tahun depan, seluruh tarif bea masuk benar-benar free,” tukas Staf Khusus Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami, pada Sosialisasi AEC 2016 di Hotel Savoy Homann, Kamis (21/8/2014).
Menurutnya, bagi Indonesia, termasuk Jawa Barat, berlakunya AEC 2016 tersebut, sebenarnya, memberi peluang yang lebih besar dan luas lagi. Dikatakan, hal tersebut memungkinkan para pelaku usaha di Indonesia dapat lebih memperluas pangsa pasarnya. “Termasuk produk-produk barang dan jasa asal Jabar,” sahut dia.
Diutarakan Gusmardi, pada sektor jasa, Jabar memiliki keuntungan seiring dengan pemberlakuan AEC 2016. Satu di antaranya, penyerapan tenaga kerja baru. Karenanya, lanjut dia, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, termasuk penyerapan tenaga kerja, negara ini, termasuk Jabar, sebaiknya lebih banyak lagi mengundang para investor.
Sejauh ini, ada beberapa negara investor yang nilai investasinya besar. Antara lain, Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, Tiongkok, dan sejumlah negara ASEAN.
Dia berpendapat, sebenarnya, daerah-daerah di Indonesia, khususnya, Jabar, siap menyambut bergulirnya AEC 2016, meski tetap harus melakukan berbagai penyempurnaan. Misalnya, dalam hal kesiapan infrastruktur. “Selain itu, perlu adanya treatment yang lebih intensif pada produk-produk unggulan sehingga dapat lebih berdaya saing. Juga dalam hal tenaga kerja,” kata dia.
Berbicara peluang ekspor, Gusmardi menyatakan, AEC 2016 dapat menjadi sebuah momentum untuk mendongkrak kinerja perdagangan luar negeri nasional, utamanya, ekspor. Sejauh ini, ekspor nasional menunjukkan grafik positif. “Nilainya, sekitar 200 miliar Dollar AS,” tutup dia. (ADR)