JABARTODAY.COM – BANDUNG — Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat menjadi sebuah kekuatan ekonomi tanah air. Sayangnya, hingga kini, para pelaku UMKM masih mendapat sejumlah kendala yang belum tertuntaskan.
Pemerintah pun menggulirkan beragam program dan bantuan untuk mendukung perkembangan para pelaku UMKM. Akan tetapi, tidak sedikit pelaku UMKM yang berpendapat bahwa bantuan pemerintah masih kurang dan belum efektif.
“Tidak sedikit program dan bantuan pemerintah yang belum efektif karena rumitnya proses administrasi,” tandas pemenang program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2015 sekaligus pelaku startup bisnis, Harryawardi, saat diskusi tentang Peran Perbankan Mendorong Wirausahawan Baru, di Jalan Martadinata Bandung, belum lama ini. Walau begitu, tukasnya, akses permodalan, yang juga menjadi salah aatu kendala, cukup teratasi oleh adanya sejumlah program pemerintah.
Harry berpendapat, ada kendala lain yang masih dirasakan para pelaku UMKM, termasuk pelaku startup yaitu belum terserapnya produk inovasi mereka secara maksimal. Dia menyatakan, sejauh ini, penyerapan pasar produk inovasi pelaku UMKM sebesar 70-80 persen. “Pasar justru hanya menyerap produk sesuai kebutuhan dan keinginan,” ujarnya.
Muhammad Satrianugraha, peraih WMM 2009, berpendapat perkembangan wirausahawan atau startup bisnis relatif lebih mudah. Beberapa tahun silam, ungkap Hamung, sapaan akrabnya, tidak mudah mengakses informasi seperti sekarang. Itu karena, jelasnya, ditopang oleh perkembangan teknologi informasi.
Officer Business Development PT Bank Mandiri Tbk Regional VI Jawa 1, Puspa Ayu Wulandari, sejak pertama kali bergulir, 2007, jumlah wirausaha muda yang dibina dan dikembangkan program WMM melebihi 25 ribu wirausaha muda. Pembinaan dan pengembangannya, jelas Puspa, melalui sejumlah kegiatan, di antaranya, workshop, coaching, promosi, pemasaran, hingga pembiayaan.
Tahun ini, beber Puspa, lembaga perbankan BUMN tersebut membidik wirausaha muda bidang financial technology (fintech). “Bidang usahanya yakni wirausaha industri perdagangan dan jasa, wirausaha kreatif, wirausaha boga, serta wirausaha sosial,” tutup Puspa. (win)