Ada 5 Kecelakaan Saat Pergantian Tahun

courtesy: news.liputan6

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Kecelakaan lalu lintas sepanjang malam pergantian tahun yang direkap oleh Polrestabes Bandung dari pukul 21.00, 31 Desember 2012 hingga pukul 05.00, 1 Januari 2013, ada 5 kejadian kecelakaan, yang melibatkan roda dua sebanyak tiga kejadian, dan kendaraan roda dua sebanyak dua kejadian. Tidak ada korban tewas dan luka berat, hanya luka ringan dan kerugian material.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Yully Kurniawan mengatakan jumlah kejadian berkurang dibandingkan tahun kemarin, namun dari segi kualitas turun sangat signifikan.

“Yang paling menurun adalah dari segi kualitas, kecelakaannya pun hanya terjadi senggolan tidak ada kecelakaan beradu dari depan, korban hanya luka ringan dan kendaraannya saja yang rusak,” jelasnya saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Kamis (3/1).

Yully mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah kecelakaan pada malam Tahun Baru 2013. “Salah satu faktor karena ada himbauan dari Kapolda tentang kendaraan bak terbuka untuk tidak disewakan dan digunakan untuk pawai tahun baru, itu salah satu meminimalis juga,” paparnya.

Selain itu, faktor Car Free Night (CFN), membuat masyarakat fokus untuk datang kesana, dapat dilihat dari jumlah masyarakat di lokasi, yaitu dari simpang Dago sampai Cikapayang, lalu dari simpang Sulanjana sampai perempatan Riau, hampir tidak ada ruang kendaraan.

“Kalau dilihat jumlah lokasi parkir yang kita siapkan, kebanyakan masyarakat berjalan kaki. Kemungkinan menggunakan kendaraan umum, di lokasi pun banyak yang bertanya arah pulang, berarti banyak yang dari luar kota,” ungkapnya.

Secara umum CFN sangat efektif dan positif untuk meminimalisir kemacetan dan kecelakaan, sehingga untuk ke depannya akan diadakan lagi, namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. “Seperti kegiatan masyarakat yang masih minim, itu yang menjadi bahasan kita. Dan kami masih menunggu masukan masyarakat dalam seminggu ini, kalau responnya bagus, akan dilanjutkan,” tukasnya.

Seperti diutarakan Yully, peran stakeholder atau pihak terkait sangat diperlukan untuk bisa merealisasikan hal tersebut. “Seperti berkoordinasi dengan pihak Persatuan Hotel Restoran Indonesia dan Organisasi Gabungan Angkutan Darat yang paling bersentuhan, serta munculnya pedagang. Kemarin tidak ada masalah, tapi antisipasi saja takut tumpah ke jalan dan mengganggu. Untuk penertiban bukan kewenangan kita,” pungkasnya. (AVILA DWIPUTRA)

Related posts