JABARTODAY.COM – BANDUNG — Ternyata, sejauh ini, Indonesia mampu memproduksi pesawat dan komponennya. Adalah PT Dirgantara Indonesia (DI) yang menjadi produsennya. Diawali Tetuko CN-235, yang pertama kali mengudara pada dekade 1980-an.
Terbaru, PT DI, belum lama ini, sukses memproduksi N219. Bahkan, belum lama ini, PT DI berhasilĀ trial first flight test produk terkininya itu. “Kami mulai memproduksi N219 pada 2018. Tahun berikutnya, kami proyeksikan volume produksinya 6 unit. Lalu, pada 2021, proyeksi kami, produksinya bertambah menjadi 12-24 unit per tahun,” tandas Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, pada sela-sela second flight test di kawasan Bandara Husein Sadtranegara Bandung.
Diutarakan, sebenarnya, saat ini, pihaknya berkemampuan produksi N219 sebanyak 12 unit. Namun, ucapnya, tahap awal produksi, targetnya 6 unit. Pada masa mendatang, cetusnya, pihaknya berencana untuk memproduksi N219, yang berkapasitas 19 penumpang. secara massal.
Menurutnya, pihaknya tidak perlu menambah investasu alat maupun aset. Pasalnya, terang Budi, pihaknya menjalankan sistem produksi pembuat pesawat (zig) pada proses pembuatan prototipe N219. Ini berarti, jelasnya, secara otomatis, zig dapat termanfaatkan untuk memproduksi N219.
Kendati begitu, imbuhnya, agar target produksi mencapai 24 unit trrealisasi, pihaknya butuh penambahan kawasan final assembly. Akan tetapi, ucapnya, masalah itu tersiasati oleh pemanfaatan hangar-hangar kosong untuk tahap akhir produksi N219. “Harapannya, tidak ada lagi kebutuhan biaya berjumlah besar. Untuk memproduksi prototype N219, kebutuhan dana besar. Bersama LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), total dana prototype N219, yang peruntukannya cocok bagi pemenuhan kebutuhan transportasi udara di pulau terpencil, sebesar Rp 1 triliun.
Soal adanya pemesan, walau enggan menyebutkan nama maskapai Budi mengakuinya. Budi mengutarakan, sejumlah maskapai penerbangan nasional meyatakan ketertarikannya pada N219. “Yang berminat banyak. Ada beberapa airline lah. Tapi, belum pada tahap kontrak. Masih ada serangkaian uji coba yang harus kami lakukan,” pungkas Budi. (win)