JABARTODAY.COM – BANDUNG Ternyata, Juni 2014, yang menjadi momen Ramadhan, Idul Fitri, dan Tahun Ajaran Baru 2014-2015 berimbas pada daya beli masyarakat. Pasalnya, tiga momen itu membuat terkurasnya anggaran publik karena tingginya pengeluaran.
Salah satu bukti tingginya anggaran pengeluaran publik pada medio Juni tahun ini yaitu terjadinya peningkatan tunggakan rekening listrik. “Hingga akhir Juni 2014, nilai tunggakan rekening listrik di Jabar naik Rp 56 miliar atau 60,87 persen. Pada akhir 2013, tunggakan di Jabar Rp 92 miiar. Akhir Juni 2014 menjadi Rp 148 miliar,” ujar Manager Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN Distribusi Jawa Barat-Banten (DJBB), Rahimmuddin, belum lama ini.
Angka tunggakan senilai Rp 148 miliar itu, kata Rahimmuddin, perkiraannya, karena cukup tingginya pemenuhan kebutuhan masyarakat pada selama Juni 2014, yaitu, Ramadhan, Idul Fitri, dan Tahun Ajaran 2014-2015.
Rahimmuddin menjelaskan, tunggakan terbesar merupakan para pelanggan rumah tangga. Persentasenya, jelas dia, mencapai 95 persen. Artinya, kata Rahimmuddin, tunggakan rekening listrik kalangan rumah tangga selama Juni 2014 mencapai Rp 140,6 miliar.
Rahimmuddin menyarankan para pelanggan, meski biaya pengeuaran pada Juni tergolong tinggi, sebaiknya memenuhi kewajibannya membayar rekening listrik sebelum 20 Juli 2014. Jika terlambat, tegasnya, pihaknya yang meraup omzet Rp 3,5 triliun, berdasarkan peraturan, dapat memutuskan aliran listrik.
Berkenaan dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal Juli 2014, Rahimmuddin mengutarakan, itu dialami pelanggan minimal 1.300 Kilo Volt Ampere (KVA). Pihaknya, kata dia, menganggap pelanggan tersebut adalah kalangan menengah.
“Jumlahnya 15-17 persen total pelanggan kami yang kini mencapai 11,6 juta sambungan. Jadi, mayoritas pelanggan kami, 85 persen, merupakan pelanggan 450-900 KVA,” paparnya seraya mencetuskan, proyeksi pelanggan baru tahun ini sebanyak 850 ribu sambungan. (ADR)