JABARTODAY.COM – CIREBON
Bagi masyarakat Indonesia, batik lebih dari sekadar selembar kain. Lebih dari itu, batik sarat akan nilai-nilai filosofis. Pun dengan para pembatiknya atau mungkin kita sebut sebagai seniman batik. Mereka melahirkan karya melalui rangkaian proses yang panjang di mulai dari mendesain, membuat pola, membatik, pewarnaan sampai dengan pelorotan sehingga akhirnya menjadi selembar kain yang sangat indah dan syarat dengan makna.
Rangkaian kerja sarat nilai itu bisa disaksikan di Trusmi, Cirebon. Salah satu sentra batik kebanggaan masyarakat Jawa Barat banyak melahirkan corak atau ornamen yang mewakili kekhasan Cirebon. Ironisnya, belakangan regenerasi pembatik cukup memprihatinkan. Maklum, sebagian besar anak muda kurang menyukai profesi pembatik karena membutuhkan proses panjang dan ketelatenan. Sementara itu, hasilnya tidak seimbang dengan nilai rupiah yang mereka peroleh.
Kondisi itulah yang kemudian mendorong Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat Hj. Netty Prasetiyani Heryawan mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop membatik bagi kaum muda. Netty berharap batik bisa menjadi peluang usaha buat mereka di kemudian hari. Workshop digelar bekerjasama dengan Sanggar Batik Katura, Batik Salma, Panti Anak Jalanan Cirebon Dinas Sosial Jawa Barat, dan SMK PUI Kota Cirebon. Acara yang diikuti 100 peserta ini dihelat selama dua hari, 29-30 Oktober 2011.
“Untuk lebih meningkatkan keterampilan, workshop dilanjutkan secara intensif selama tiga hari di Sanggar Katura, 15-17 November 2011. Setelah itu, peserta mendapat kesempatan magang di sanggar batik selama 12 hari. Dengan cara seperti ini diharapkan regenerasi pembatik di Cirebon tetap terjaga,” terang Muhammad Admarius dari Dekranasda Jawa Barat.
Admarius menambahkan, kegiatan ini merupakan rangkaian Road to PKJB 2011 yang akan dilaksanakan di Graha Manggala Siliwangi pada 21-25 Desember 2011 mendatang. “Mudah mudahan apa yang sedang dan terus dikerjakan Dekranasda bisa memberi kontribusi positif bagi kelangsungan batik di Cirebon maupun di Jawa Barat pada umumnya, pungkas Admarius.(*)