Dedi Mulyadi: Kemakmuran, Esensi Tujuan Negara

aJABARTODAY.COM – PURWAKARTA

Dalam tata kelola pemerintahan bisa dirubah tanpa harus mengikuti aturan protokoler yang kaku. Yang tidak bisa diubah adalah esensi tujuan bernegara yakni menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat.

Demikian penegasan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat acara pengukuhan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) dan pemberian hadiah dan penghargaan bagi para pemenang lomba fotografi & menulis bagi guru dan jurnalis di halaman pendopo Purwakarta, Jumat (15/8/2014) malam.

“Dalam hidup berbangsa dan bernegara, kita seringkali mengabaikan esensi dan substansi. Kita kerap lupa akan esensi kemerdekaan dan tujuan bernegara yakni melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta menciptakan perdamaian dunia,” ujar Dedi.

Wujud dari pentingnya esensi daripada seremoni ini ditunjukkan dengan acara tadi malam yang dikemas bak pergelaran budaya yang ditata apik nan menarik. Alur acara berjalan demikian mengalir, jauh dari kesan acara ini digelar oleh suatu institusi pemerintahan.

Pengukuhan paskibraka yang biasanya dilakukan secara kaku dan bernuansa militer, diubah dengan memberi hormat dan mencium sang kaka merah putih sebagai ekspresi cinta tanah air yang diiringi oleh musik yang hidmat.

Merah Putih = Gula dan Kelapa

Acara yang digelar dengan panggung terbuka dan tata lampu yang apik malam itu mengambil tema Merah putih itu bagaikan gula dan kelapa. Gula dan kelapa adalah simbol kemandirian dan simbol kemerdekaan.

“Bendera merah putih itu bagaikan gula dan kelapa. Tanpa gula dan kelapa, sejatinya swasembada dan kemandirian kita sebagai bangsa kita mulai tergerus. Tak banyak yang bisa kita banggakan, bila gula dan kelapa kita impor. Beras kita impor, kedelai kita impor, semua kita impor. Lalu mana esensi kemerdekaan yang telah diraih dengan susah payah oleh para pejuang kemerdekaan, oleh Soekarno, Syahrir dan Hatta?”, ujar Dedi.

Acara ini makin terasa bernuansa budaya dan menjadi hiburan yang menarik karena didukung seniman CCL, Iman Sholeh, Ayi Kurnia dan kru serta penampilan paduan suara mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang kerap menjadi juara dalam sejumlah event kompetisi paduan suara tingkat internasional.

Hadir dalam acara itu para pimpinan Muspida, pelajar, guru, orang tua paskibaraka, veteran kemerdekaan, pemuka dan tokoh masyarakat. (FAH)

 

 

Related posts