Asymmettric Warfare & Kedaulatan Negara

Oleh Marsekal Pertama TNI (Purn) H. Juwono Kolbioen

Vice President Indonesia Aviation and Aerospace Watch (IAAW)

Sudah saatnya permasalahan bangsa dan negara yang selama ini sengaja disembunyikan oleh pihak-pihak tertentu, dapat diketahui serta dipahami secara tepat dan benar oleh seluruh rakyat Indonesia.

Eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bangsa yang besar belum memenuhi harapan para pendiri bangsa ini. Kebesaran kita sebagai sebuah bangsa, sudah seharusnya ditandai dengan kita berdaulat penuh termasuk berdaulat di ruang udara. Kedaulatan kita di ruang udara masih belum sepenuhnya ada di genggaman kita. Penguasaan asing di sektor kedirgantaraan misalnya, merupakan ancaman yang sangat merugikan dan dapat berakibat fatal terhadap NKRI.

Ancaman bagi Kedaulatan

Harus diakui bahwa telah terjadi suatu kondisi yang sangat mengganggu terutama dalam upaya penegakan kedaulatan negara, sebagai akibat dilakukannya berbagai kesalahan dimasa lalu.

Yang sangat memprihatinkan adalah sebagian dari kita yang berkuasa dan berkiprah pada tahun-tahun belakangan ini bukannya berupaya agar masalah yang dihadapi selama ini dapat segera diatasi, namun yang dilakukan justru sebaliknya:  cenderung berpihak, atau bahkan terang-terangan berpihak kepada kepentingan asing.

Salah satu hal yang dilakukan dan sangat memprihatinkan adalah dengan menyebarkan pemahaman yang keliru kepada masyarakat agar masyarakat meyakini bahwa yang terjadi sama sekali tidak mengganggu kedaulatan negara. Dikatakan bahwa hal itu memang diperlukan atau kita belum mampu melakukannya sehingga harus pihak asing yang menanganinya.

Apabila dilakukan analisis yang obyektif dan professional terhadap perkembangan hakikat ancaman belakangan ini, kondisi yang terjadi dalam satu dekade belakangan ini dapat dikatagorikan merupakan hasil dari asymmetric warfare yang telah cukup lama dilancarkan oleh pihak asing sebagai bagian dari strateginya terhadap Indonesia dalam rangka mewujudkan kepentingan-kepentingan mereka.

Dalam kondisi negara menghadapi ancaman aktual berupa ancaman nir-militer sebagai kelanjutan dari asymmetric warfare, pada kenyataannya banyak teori yang telah dikembangkan. Salah satu teori adalah sistem pertahanan Negara disusun dalam lapis pertahanan nir-militer sebagai unsur utama untuk mengambil langkah-langkah penanganan dengan pendekatan nirmiliter dengan memberdayakan instrumen ideologi, politik, ekonomi, psikologi, sosial budaya, informasi dan teknologi serta hukum dan HAM.

Namun pada kenyataannya, pembangunan kemampuan untuk menghadapi asymmetric warfare tidak atau belum mendatangkan hasil sebagaimana yang diharapkan.

Oleh sebab itu, sudah saatnya permasalahan bangsa dan negara (yang oleh beberapa “pihak” selalu diramaikan bahwa itu bukan masalah) ini diketahui serta dipahami secara tepat dan benar oleh seluruh rakyat Indonesia.

Selama ini rakyat banyak mendapatkan informasi yang tidak benar dari (oknum) pemerintah yang selain berpotensi menimbulkan perbedaan pendapat sehingga dapat memicu terjadinya konflik horizontal yang akan sangat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa, juga mengakibatkan rakyat menjadi lengah, ternina-bobokkan sehingga tidak siap dalam menghadapi gangguan kedaulatan negara, keamanan nasional dan martabat bangsa.

Dengan dilakukan penjelasan secara apa adanya kepada rakyat Indonesia untuk itu kami sudah cukup lama mempersiapkannya yang didukung dengan bukti-bukti yang akurat, maka akan dapat terlihat dengan jelas di mata rakyat Indonesia, siapa yang memang benar-benar berjuang dan yang bukan. Siapa yang menegakkan kedaulatan negara, keamanan nasional dan menjaga martabat bangsa (yang pantas untuk diikuti), dengan siapa-siapa yang ternyata selama ini terbukti telah memihak kepentingan asing dan dengan segala kekuasaan, kewenangan serta kemampuan yang dimiliki telah membohongi dan menyesatkan rakyat Indonesia dengan tujuan agar kepentingan asing yang jelas-jelas merugikan dan membahayakan bangsa dan negara terus mendominasi.

Kami yang merupakan bagian dari para Purnawirawan TNI dan para Anggota Legiun Veteran RI, menunggu penjelasan penjelasan tersebut, agar kami dapat bersikap secara tepat dan benar khususnya dalam menghadapi pemilihan presiden dan anggota legislatif 2019. ***

Related posts