Dorong Kota Beradab, Libatkan Partisipasi Warga

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai membuka Festival Peduli Sampah, di Plaza Balai Kota Bandung, Selasa (21/2). (humas pemkot bandung)

JABARTODAY.COM – BANDUNG Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ingin agar status Kota Bandung naik kelas menjadi kota yang beradab dengan melibatkan partisipasi warganya. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah mendidik warga kota untuk hidup bersih.

“My city is my responsibility, itu kuncinya. Maka kita harus sama-sama menjaga kota kita sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Emil ini, saat membuka Festival Peduli Sampah di Plaza Balai Kota Bandung, Selasa (21/2).

Kegiatan Festival Peduli Sampah tersebut merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional Tingkat Kota Bandung tahun 2017 yang diwarnai aksi Gerakan Pungut Sampah dan Sasapu Massal lebih dari 20 sekolah dan tim kebersihan dari 30 Kecamatan.

Hari Peduli Sampah diperingati untuk menolak lupa tragedi sampah akibat longsoran TPA di Leuwigajah pada 21 Februari 2015 yang menelan ratusan korban meninggal akibat tertimbun sampah.

Sampah merupakan salah satu permasalahan kota yang patut menjadi perhatian. Pada 2016, jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dan industri di Kota Bandung mencapai 940 ton, terdiri dari 327 ton sampah organik, 191 ton sampah plastik, 71 ton sampah logam, 59 ton sampah kaca/gelas, 31 ton sampah karet/kulit, 58 sampah kain, dan 203 ton sampah lainnya styrofoam dan buangan elektronik. Volume ini meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan populasi.

Oleh karena itu, Emil berpesan, agar warga menerapkan prinsip Tahan, Pungut, Simpan (TPS). Menurut dia, itulah cara memperlakukan sampah yang baik agar tidak mengganggu keindahan kota. “Tahan dari buang sampah, pungut jika melihat sampah yang terserak, dan simpan sampah pada tempatnya,” jelas Emil.

Selain itu, Pemerintah Kota sedang mencari upaya agar Bandung memiliki sarana pusat daur ulang tingkat kota. Fasilitas ini merupakan sarana pelengkap proses pengolahan akhir sampah yang mekanismenya diatur oleh pihak provinsi.

“Sesuai rencana, waste to energy yang ramah lingkungan kita kejar, re-cycling center skala kota juga kita upayakan. Jadi, investor-investor saya tarik untuk waste to energy-nya di provinsi, unit re-cycling centernya bisa di Kota Bandung,” pungkas Emil. (koe)

Related posts